puisi yang tertulis

Salerana_mundzir Keangkuhan adalah api yang menyala. Kesombongan seperti kayu yang rela di setubuhi. Menyatu, Menjadi jadi, seperti raja yang bertahta atas segalanya. Sebelum akhirnya lebur menjadi abu. Abu beterbangan, jatuh di injak. Tak ada harga untuk memperlihatkan martabatnya. Dalam ruang bertumpuk kertas kertas Berisikan siasat penderitaan. Penuh aturan, tak pernah payah dalam menjajah. Hidup pada masa sekarang memanglah susah. Bicara, suara bukan lagi sebuah kebebasan Penderitaan meraja Luka luka menganga Sungguh naif nasib menjadi manusia Lara menjadi pekerjaan tetap Digaji tangis air mata Makannya dengan ratapan dan sumpah serapah Sepasang hati tak pernah meminta, hanya ingin di mengerti Hari hari adalah api yang menerbangkan debu debu tangis Ditikam duri dan senapan kekerasan bertubi tubi Dihantam dan di bantai Dalam puisi yang tertulis Mengalir sungai kesedihan akibat keangkuhan dan kebejatan Tak ada penampungan yang menerima ratapan Semua harus terelakkan ...