Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi

Haul ke-13: Mengenang Kiai Fawaid

Gambar
Haul ke-13 Mengenang Kiai Fawaid, Sang Pejuang Istiqomah Di halaman waktu, angin dan dedaunan berbisik lembut,   Membisikkan nama-Mu, Kiai Fawaid, yang abadi dalam rindu.   Tiga belas tahun telah berlalu,   Cahaya-Mu tetap menyala, membimbing langkah yang resah. Kau adalah lentera di tengah gulita,   Dauh-Mu bagai embun penyejuk jiwa yang dahaga.   Di setiap nafas, di setiap langkah,   Kau ajarkan kami arti ketulusan, kesabaran, dan ikhlas. Kau yang istiqomah, tiada henti membaca Al-Qur’an,   Suara-Mu mengalun, merdu menyentuh relung hati.   Ayat-ayat-Mu adalah pelita berseri Menerangi jalan kami, menunrun kami pada jalan keagungan Ilahi. Kau adalah kesatria sejati, tak kenal lelah berkhidmat,   Mengabdi pada ummat dengan hati yang tulus dan suci.   Di setiap langkah, di setiap pengorbanan,   Kau tunjukkan arti keteguhan, kesetiaan, dan pengabdian. “TERROSSAGHI PERJU...

menjadi kekasih

Gambar
Menjadi kekasih gambar dari pinterest  Duh... Muhammad kan diriku Agar aku mencapai puncak keindahan Menjadi kekasih, adalah pelangi. Sehingga... Mataku akan menjadi matamu. Bibirku akan menjadi bibirmu. Telingaku akan menjadi telingamu. Tanganku akan menjadi tanganmu. Kakiku akan menjadi kakimu. Salerana Mundzir 

Sungai Ruhani

Gambar
Salerana_mundzir   * gambar hanya pemanis dan pelengkap (diambil di ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo) Sungai Ruhani Kejernihan mengalir Sungai-sungai kesyahduan  Sejuk hati tiada derita Mengumandangkan dzikir-dzikir Di sudut sunyi Nafas berhembuskan asma cinta Mengaji, membaca, mengaca Jalan-jalan di persimpangan hidup  Menikmati alunan musik kesejukan Dari ruang hati terdalam  Mencintai nilai, menjaga kesalehan  Waktu terus merangkak Menginsafkan durjana akan kesalahan dan kelalaian. Menumbuhkan kesadaran  Membuka ruang kesadaran وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ Salerana_Mundzir 09-juli-2024

tuma'nina cinta

Gambar
Salerana_mundzir Tuma'nina cinta  Pada kejernihan ruhanimu. Mata hatiku, berteduh. Di embun matamu Cahayanya adalah musim Yang merinaikan kedamaian panjang Mengalir pada sungai darah ruhku. Pelangi yang terbit dari senyummu Menumpahkan kesyahduan qalbu Memupuk cintaku, dan cinta yang terus menerus bertambah tambah. Aku kembali tertunduk, mengingat tentang Alif yang engkau terangkan tegaknya. Tentang Ba' hakikat perjalanan Tentang Ta' makna pengertian  Tentang Hu penglihatan, pendengaran, dan gerak hati. Hingga sampai pada Ya' tentang tafakkur, jujur, Giat dan ikhlas. Tuma'nina cinta yang engkau sampaikan telah meranumkan jiwa. Tuma'nina cintamu menjadi payung ajaran dan bekal kehidupan Salerana_Mundzir 14 Juni 2024

sajak cinta sehabis hujan

Salerana _Mundzir Cinta yang tumbuh dalam gelap ataupun terang Akan tetap ada dan menyala, selama tempat tak berpindah. Cinta yang lahir dari rahim sepi ataupun ramai, akan tetap bergerilya, selamanya akan tetap berkesiur, menari. Cinta tidak pandang indah atau kumuh. Ia akan terus menerus menyepuh jantung, untuk berdetak dan bernyanyi. Bila sampai dipuncak bebukitan dan pengunungan jiwanya. Ia akan mengurai airmata darah, tanpa nama, tanpa suara. Ia menjerit keharuan, melengking memenggal leher sang malam. Lalu airmata darah menjadi samudra atas kerinduan. Siapapun akan menjadi mangsa dan tenggelam ke dalam. Lalu bersiaplah jika sungai-sungai puisi membanjiri semesta. Ia tidak akan terukur tepinya,  Tidak terbatas alirnya,  Arusnya penuh energi, Warnanya tidak akan bening lagi, warnanya akan keruh, sebab cinta telah membakar kayu-kayu Dan darah yang mengalir deras, akan mengajak berbicara. Oh malam aku ingin bertanya engkau lebih suka tenggelam atau berenang...? Salerana_Mund...