Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

suara angker samping rumah

Gambar
Karya : salerana_mundzir Suara nyaring itu bersahutan Menerpa mimpi di kehusukan  Saat pagi menampakkan wajah pada bumi Seorang pujangga terbangun dari lelap tidurnya  Menyumpah serapah Sambil lalu memisuh durja  Kapan hidupku bisa tenang dari hingar bingar gibah para ibu ibu samping rumah  Yang topiknya melebihi kecepatan masa Sajiannya hanya perihal tetangga dan anak nakal saja  Ah lagi lagi perihal sengkuni  Tidurlah aku di wc dengan khayal imajinasi  Menyeruput kopi  Menghisap rokok Dan menjadi narasi puisi Salerana_mundzir jeding 31 januari 2021

ajaran ombak

Gambar
Ajaran ombak Kau selalu membuncahkan gelombang dzikirmu Selalu menunaikan kewajibanmu Bahkan tebing pembatas engkau hantam Jeritan suara dzikirmu selalu menggeram  Meronta membuat para sekitar bergetar Bahkan perahu perahu mengelengkan badan Seperti para sufi sufi Percikanmu menyadarkanku Akan keabadian sang kholiq Malam selalu syahdu dengan Lengkingan tahmidmu Angin pun ikut menabuh rebana kidung kemahakuasaan Padamu aku temukan segala ketawaduan Bahkan di muara kau selalu menyambut ramah Mercerminkan nilai nilai ajaran Salearana_mundzir sumberanyar 27 januari 2021

kepada nafas cinta

Gambar
Kepada ruh yang setia mengasuh nafasku.  Dan mata yang mengusung doa demi langkah masa zamanku.  Pada setiap malam petang pagi dan siang Merapalkan semoga demi masa depan cerah Kepada tangan yang istiqomah mewiridkan namaku Dengan kekhusukan berlinang tangis pengabulan pada cahaya Kepada raga yang selalu berdebur cinta pada nafas yang sering kali lalai dalam sebuah kewajiban  Terimah kasih atas segala kasih sayang dan arahan Padamu Murobbirruh  Yang setiap waktu menggeram harapan atas semua kecerahan.  Tak dapat ku tebus  Meski ku haturkan samudra Takkan mampu membalas budi dan jasa Tak ada yang dapat daku haturkan selain doa dan harapan serta mengamalkan  ilmu yang kau berikan Bila malam mataku terlelap Hanya mata doamu yang setia terjaga hanya demi daku nafas yang kau asuh Bila fajar sedang bermunajad dan aku terlelap  Hanya untaian mohonmu yang tetap cagak Pada kesadaran ini Aku menjerit dengan segala dimensi kebaikan Dengan berawal...

malam minggu dan kenangan

Gambar
Malam ini kota terbakar lampu Berinai cumbu mesra dengan pujangga  Yang merayakan pesta temu Akibat sewindu rindu  Di kafe kanan jalan  Semilir nada desah  Berpangku pada gemerlap bintang  Rambut malam tak lagi usang  Seperti malam malam lalu Yang menyimpan rindu Aduhai terdengar syahdu  Renggekan manja para kekasih Di pojok kafe kanan jalan itu Pujangga meringkuk lara Yang hilang dalam sajak noktah bianglala Dalam gumam resahnya  Ia berhujan Dulu, kau adalah penghuni tetap sajakku Abadi dalam untaian kata rima puisiku Duduk manis dalam timangan sajak tentang rindu Kini lenyap dari segala dimensi tatap Dulu, aromamu pekat dalam secangkir kopi Yang terseduh dari barisan puisi Kini kau hilang dalam dinginnya kopi malam Menyisakan ampas kenangan dalam hati Ia pun menyeduh kopi  sambil lalu berkeluh  Salerana_mundzir cafe kayu mas 23 januari 2021

ayla

Gambar
Ayla Melati boleh mekar di halaman rasa Setiap detik dengan bahagia dan cinta Menabuh hati seraya bermanja Dengan rebana suara  Ayla Itulah selendang yang engkau suka Saat jalan ramai dengan oceh bianglala Kau menunjuk dengan bahagia Terlihat cerminan senyum gulamu Di mata cintaku Dentang suaramu  Membuka pintu hatiku Menyejuta gemanya  Syahdu terdengar di gendang telinga Melebihi suara artis kota Dan manca negara Ayla Selendang itu akan tetap ada Dikau harus percaya Dengan tagihan cinta yang berujar setia Ia dapat memeluk segala rasa  Seperti ibu kepada anaknya Ayla Itulah selendang yang engkau minta Dengan kesungguhan bergincu manja Akan sampai di telapak renggekmu Yang akan dibawa merpati  Berkalung melati aroma kasturi Salerana_mundzir situbondo 23 januari 2021

jeritan si lara

Gambar
Bolehlah ku rebahkan tubuh lusuhku di pangkuan kasihmu Suatu masa daun bertanya  Lantaran hidupnya digrogoti putus asa Terajam nista Dihujani lara  Sunyi menatap haru  Dengan gempa rasa iba Di pelupuk mata mengalir sujud tafakkur  Entah semesta sedang menatap nanar Pada sehelai nafasnya yang berhembus badai Asanya terhimpit durja  Pada langkah kehidupannya Tak ada yang mendengar tanya itu Kecuali rahman dan nuraninya  Pada sunyi di ruang gelap  Ia menjerit dengan segala rasa sakit Dimana pijakanku Aku ingin seperti mereka  Seketika meneteskan air mata Pada gelap malam  Di rambutnya yang acak acakan Menggelegar sumpah serapah Terdiam jadi batu Membenamkan beban Di ranting itu sepasang doa berkelindan Salerana_mundzir sumberanyar 23 januari 

walilah engkau

Gambar
Bila cinta tak sampai ke penghujung dermaga Biarkan hujan yang mengutarakan maksud rasa Pada sajadah terhampar tangga tangga  Melalui ranting di kelopak bunga Biarkan banjir nuh tetap bersujud di mata Kayuh terus dengan semoga  Melembutlah seperti doa doa para orang sholeh Yang menyatukan takdir dan harapan  Jangan biarkan kecewa membuatmu semakin durhaka  Kembalilah pada tapamu Biarkan rintik rintik menggenang Pada kekasih terkenang  Yakinlah terhadapmu  Pada setiap hal semu adalah coba Bergegaslah dan menetaplah  Tuhanmu menyukai tapamu Maka bertafakkurlah Pada setiap matahari dan rembulan serta gemerlap bintang bintang Akan menyeru dan berseru Walilah engkau  Atas pelantara duka cinta  Di dermaga semua hanyutkan jiwa padamu Bahkan kaki dan tangan kafirmu Akan tersentak dengan kewalianmu Yang baru saja kau terima Salerana_Mundzir sumberanyar 20 januari 2021

kembali gila

Gambar
Tuhan Dimanakah kampungku yang sekian lama aku tinggalkan  Aku ingin pulang Tuhan Dimana arah jalan pulang Sedang langkahku terpasung di ponorama nista Saat pengembaraan api neraka berkobar Beterbangan di pintu mata bergelanyut goda Menggodaku dengan percikan api bayang nikmat Menyentuh sebagian langkah surgaku Terhasut melati hitam Yang bergingsul manja Menahan langkah.  Tersadar.  Angin pun berlari kencang  Menjeritkan puisi kesadaran Di balik belukar siwalan terdengar  Dengan deklamasi air mata Menuju rumah  Tak ada tempat pengaduan baginya Bahkan tuhan kecilnya tak di temukan senyumnya Kembali gila bersama aungan singanya Salerana_mundzir Sumberanyar 19 januari 2021

berpangkulah di surau cinta

Gambar
Cinta adalah jalan kehidupan Menuai melati pada setiap langkah perjalanan  Maka jangan curigai cinta  Yang khusuk dalam pengembaraan Cinta tak pernah mendhommahkan sari kekasih Selalu tegak seperti alif dengan fathah cahaya  Maka jangan buruk sangka Biarlah daun daun yang memapah rindu Tuannya Tak perlu menjadi belukar untuk mengintai Biarkan angin menari nari dengan malam Bersama bintang agar tak usang rambut malam Bila cemburu tahanlah singa nafsu  Bungkam segala aungan bayang Tabuh rebana hadirkan ruh yang berselimut sutra  Dengan pawai bunga Agar tak kau rasa musim hina Yakinlah  Lalu sambutlah di dermaga Dengan untaian sumringah berpayung sukur tafakkur Bahwa kasihnya seonggok langkah kepulangan Maka berpangkulah di surau megah dengan maqom cinta Salerana_mundzir jember 17 januari 2021

ungkap rindu adalah kenang

Gambar
Bila malam telah kau dekap mesrahnya.  Maka selipkan namaku pada  sinarnya Mekarkan suara bunga yang sering Kali merintih  Pada setiap senja ia memandang  Menghaturkan senandung kerinduan Sapalah dengan keemasan fajar yang berinai embun harapan  Seraya kaki terpincang Bayangmu adalah sewindu bagi kembaraku Kekasih Bila daun telah tanggal dari reranting  Dan bunga telah jatuh di pelukan Tanah  Maka hanya cinta dan rindu yang akan tetap mengembara Seperti mayat dan kafan.  Pada kekasih terkenang.  hasrat rindu takkan lekang oleh zaman Tak terganti selamanya akan abadi Bila kau melati Yang mekar syahdu di bawah rimbun waktu Biarkanlah aku jadi seekor kumbang kecil Yang beristanah di sari suci rasamu Saat kau pulas tidur Kuterbang dengan laron laron Agar pada rambut malam yang kusam Masih bergelantung bintang-bintang Bila di pelangi ilalang tak kau dengar lagi igauku Tak perlu kautanya Sebagai kumbang  Hidupku bukan untuk dikenan...

tunggu merpati itu

Gambar
Kekasih  Di mentari harimu Aku berseduh sedan dengan angin Lantaran bunga yang ku petik  Tak bisa ku haturkan di ranting tubuhmu Di rinai mata jelitamu. Maka kutitipkan saja pada merpati Dengan sayap sayap rindu Pada rintik hujan Yang deras disela sela gelisah rasa Ingin kularung jerit petir Tersebab waktu yang tak juga memberi ruang Untuk sekedar mengusung temu denganmu Tapi, tenanglah kekasih  Cinta tak pernah ambigu untuk rindu Pada sayap merpati itu Telah daku tulis segala geram rindu untukmu Di sayap merpati itu pula, kutuang puisi puisi Untuk mengusir segala pahit kesahmu Percayalah perihal tentangmu dalam kata yang terangkai  Telah kunyatakan segala keindahanmu  Dan kusimpan kasih cinta rindumu dalam dada Meski harus ku tahan dahaga Menelan sengsara Semua demi cinta  Bermuara dirimu  Tunggulah merpati rindu Salerana_mundzir 15 januari 2021

curilah cintanya

Gambar
Bila engkau ingin mencuri istriku Maka curilah cintanya Melalui rasamu padanya Jangan paksa, bila Ia tak ada rasa Agar tak ku luncurkan anak panah Yang setia meronta mengincar mangsa Berhati hatilah lantaran rasa tak pernah lengah pada kiblat manhajnya

pecinta

Gambar
Dan malam adalah makrifat cinta Atas kesyari'atan rindu  Pecinta merajam hidupnya pada cintanya Merasuki lorong lorong rindu  Menyingkap tabir kesadaran Pahit manis sama nikmatnya Rintangan halangan adalah bumbu menuju maqom kesetiaan  Sampai tak ada sempat bertanya?  Mengapa musim tiba tiba reda Silih berganti Jejak jejak bunga selalu saja menggoda Di antara cakrawala rasa Bahkan setelah pohon pohon menaggalkan daunnya  Ia tetap asyik dengan kembaranya Menuju kebahagiaan kekasih Walau ajal telah terpatri Ia akan tetap menari nari Salerana_mundzir 12 januari 2020

kembara rindu

Gambar
Apa yang bisa ku tulis selain cinta Maka sudihlah ku haturkan bunga di kelopak mata Bolehlah ku tuang secawan rindu  Bila telah sampai waktu Mengisyaratkan debu berpangku ke langit ke tujuh Dari lorong kepincangan kembara Tetap ku dekap aroma Walau dingin telah membinasakan udara Daun daun mengering Tidur di sajadah semesta  Ilalang menguning  Di setiap hembusan nafas, Wajahmu tetap rekah pesona.  Senja datang mempuisikan salammu Memproklamasikan ayat ayat rindu  Sesingkat kedap menyampaikan gemuruh pada hujan Seindah pelangi menghiasi  Jejak langkah tak pernah mati Sebab jantungnya adalah denyut cinta Bertanah lillah Tak pernah mati apalagi hanya sebatas suri Salerana_mundzir 08 januari 2021

Nama Itu

Gambar
Pohon besar itu bernama Sukorejo  Rindang nan teduh dengan angin  Yang menderu asa untuk para peteduhnya Akar akar yang istiqomah dengan dzikir dan makna kehidupan  Ranting ranting kokoh di tambah tafakkur ayat ayat suci Daun daun yang setia berkelindan sabar menyampaikan amanat petuah Buah buah keharmonisan menyerbu keseluruh penjuru diterima penuh syahdu Lautan itu bernama Sukorejo  Biru sahaja tentram nan damai berseruling ombak kidung dan senandung Melodi angin kerinduan bergelanyut syahdu  Tersampaikan pada Batin  Menari nari ikan bersama pelangi Berhamburan aroma kasturi  Selendang bidadari  Jalan jalan menjadi ritual tapa para abdi Kaki kaki ketulusan butuh waktu sewindu bahkan seumur hidup  Untuk melupakan hujan di sela sela kerinduan Hakikat makna cinta  Melekat menjadi benalu yang menggrogoti rasa angkuh Malam itu bernama Sukorejo  Dengan ilalang yang meraup harapan Semoga bintang rembulan Pada fajar ketawadhua...

anak ombak

Gambar
Anak ombak Asa kembali bernarasi pada legam di keluasan Sebelum kau sempat berbaring di ranjang Mengingat semalam ada pertaruhan hebat dengan badai membawa segumpal nyali  Berbekal keyakinan kau arungi jalan maut Tak lupa sebotol kopi kau timang dengan sarung Penaku meronta melihat tinggkahmu. Dengan langkah Perkasa  Di atas dermaga kau keliatan gagah Membuatku terlena jika tak bisa mengurai tinta Menulis Senyummu yang singa di terpa senja   Melukis mata pedangmu di bawah purnama Saat di atas kerucut kurasakan dan kulihat Energi kembali merayapi hatimu, mengalir deras pada nadimu. Dunia terkadang terlalu berat untukmu dalam skemanya Anak ombak meski dunia tak seramah itu padamu Tak sehangat pelukan ibumu.  Kau tetap kokoh pada pondasi prinsip hidup yang kau bangun.  Menerobos hujan nuh Menaklukkan badai dewa indra Terombang ambing dengan kenyalianmu Anak ombak Teruslah melangkah, meski langkahmu goyah. Dunia tak mampu menaklukkanmu Kecuali serua...

sapa duka cerita

Gambar
Waktu melangkah maju Begitu cepat nan syahdu Tanpa kesadaran episode cerita berlalu Semua menjadi kenang pada setiap ingatan Kesendirian. Secercah embun jatuh sebagai sapa rasa Malam menjadi tempat reuni paling nyaman Seperti ombak yang menyampaikan ayat rindu pada pantai. Aduhai Sebentar lagi. Ucap rasa dalam ruang Kenyataan melahirkan kesadaran Atas terzinanya angin kelakuan Matahari seketika menurunkan embun Tatkala Mengingat malam yang sering di hiraukan Begitu indah secerah langit biru Dalam kesadaran menggema Bayang bayang bersiwalan Sambil lalu berseruling manja Menggoda dengan sesal dan renungan Sebatang raga sambil lalu berlabuh daun Mengembun dengan desir irama cerita masa lalu Lorong lorong menjadi tafakkur dan dzikir Pada setiap tangis air membanjir Ada keromantisan yang meronta Menari dalam cahaya remang Mata berkunang kunang Di balik senyawa tersungging pelangi Padamu ku ucapkan terimah kasih Dalam kopi Sepanas batin yang menjerit ...