jeritan si lara

Bolehlah ku rebahkan tubuh lusuhku di pangkuan kasihmu
Suatu masa daun bertanya 
Lantaran hidupnya digrogoti putus asa
Terajam nista
Dihujani lara 
Sunyi menatap haru 
Dengan gempa rasa iba
Di pelupuk mata mengalir sujud tafakkur 
Entah semesta sedang menatap nanar
Pada sehelai nafasnya yang berhembus badai
Asanya terhimpit durja 
Pada langkah kehidupannya
Tak ada yang mendengar tanya itu
Kecuali rahman dan nuraninya 
Pada sunyi di ruang gelap 
Ia menjerit dengan segala rasa sakit
Dimana pijakanku
Aku ingin seperti mereka 
Seketika meneteskan air mata
Pada gelap malam 
Di rambutnya yang acak acakan
Menggelegar sumpah serapah
Terdiam jadi batu
Membenamkan beban
Di ranting itu sepasang doa berkelindan
Salerana_mundzir sumberanyar 23 januari 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu