anak ombak
Anak ombak
Asa kembali bernarasi pada legam di keluasan
Sebelum kau sempat berbaring di ranjang
Mengingat semalam ada pertaruhan hebat dengan badai
membawa segumpal nyali
Berbekal keyakinan kau arungi jalan maut
Tak lupa sebotol kopi kau timang dengan sarung
Penaku meronta melihat tinggkahmu.
Dengan langkah Perkasa
Di atas dermaga kau keliatan gagah
Membuatku terlena jika tak bisa mengurai tinta
Menulis Senyummu yang singa di terpa senja
Melukis mata pedangmu di bawah purnama
Saat di atas kerucut kurasakan dan kulihat
Energi kembali merayapi hatimu, mengalir deras pada nadimu.
Dunia terkadang terlalu berat untukmu dalam skemanya
Anak ombak meski dunia tak seramah itu padamu
Tak sehangat pelukan ibumu.
Kau tetap kokoh pada pondasi prinsip hidup yang kau bangun.
Menerobos hujan nuh
Menaklukkan badai dewa indra
Terombang ambing dengan kenyalianmu
Anak ombak
Teruslah melangkah, meski langkahmu goyah. Dunia tak mampu menaklukkanmu
Kecuali seruan di seberang Sana memanggilmu
Anak ombak
Di hadapan purnama kau nampak gagah
Rambut lautmu di terpa angin nampak seperti kesatria
Membuat badai takluk di hadapan mata pedangmu dengan sia sia
Matahari pun menjemput anak ombak
Anak ombak pulang di giring cahaya sumringah
Bertelanjang dada
Nampak aura kesatriaannya
Butuh waktu sewindu bahkan seumur hidup bagi bunga
Untuk melupakan aura kesatriamu
Salerana_mundzir 03 01 2021
Komentar
Posting Komentar