Postingan

dari hati untuk gadis terkasih

Gambar
Salerana_mundzir Dalam senggang  Aku rajut sajak sajak  Menyulam puisi dari setiap serpihan rasa yang terpatri Penaku melihai menari nari  Untuk ku persembahkan pada hati Bunga bungaku aku petik  Untuk kuhaturkan pada hati Pelangiku aku pajang Untuk ku persembahkan pada hati Semua yang riuh dalam seruling cinta Aku sajikan untuk hati Gadis rembulan ku Aku tau seuntai kata takkan pernah sampai padamu Mungkin kau hanya sebatas mendengar Dan tak pernah tersentuh Untuk mendapatkan kan Kilauan mu Untuk menggenggam tangan kasihmu Untuk mencium bibirmu Untuk mengecup keningmu Segala gerak aku iringi dengan aroma bunga bunga cinta Untuk kuhaturkan pada hatimu Agar engkau luluh dan terus menyapaku dengan pelangi cinta Gadis rembulanku Tanyakan pada hatimu Aku siap menetap denganmu. Cinta menjadi indah ketika ketulusan saling menyapa perasaan saling menyentuh dan berlabuh Oleh karena itu Aku lakukan untuk hati Agar sampai pada hati. Salerana_mundzir Jember 29 Agust...

malam minggu

Gambar
Salerana_mundzir Malam Minggu Adalah perayaan rindu bagi yang menjalin kasih  Setelah cukup lama terhempas jarak dan waktu Malam Minggu Adalah perayaan patah hati bagi mereka yang membakar janji Menyeduh kopi dengan kenangan terpahit dan terpatri Malam Minggu  Adalah gegap gempita perasaan yang membabi buta Malam Minggu  Adalah perayaan paling syahdu dan pilu Malam Minggu Bisa saja kutulis beribu kata dari setiap perasaan Tak semua ranjang berdesah mesra Dan tak semua kasur merintih kehampaan Malam Minggu  Adalah perayaan kehangatan dan tawa canda Perlahan lahan merayap menuju kesedihan dan kebahagiaan Malam Minggu  Adalah perayaan serpihan pertengkaran  Yang diam diam ingin bercengkrama Malam Minggu  Adalah perayaan terbesar luka, cinta, kecewa dan rindu rindu Yang bergairah menghantam, menerjang, dan menerkam Malam Minggu  Adalah perayaan negeri negeri puisi  Salerana mundzir 28 Agustus 2021

cinta dan segala persoalannya

Gambar
Salerana_mundzir Sunyi berkumandang ke tepian waktu. Senyap berlarian menuai puisi dan ratapan. Akibatnya susuk cinta yang ditanam menumbuhkan  candu yang setia menerjang. Seketika sepi begitu tajam melebihi samurai. Mengajak perang pada setiap kerinduan. Dan kertas kertas meranumkan bunga bunga. Pena memanen padi aksara Di meja tertera sajak sajak pujangga. Memakai jubah keangkuhan nya Kebesarannya tak pernah tersingkirkan Inilah samudra bernama cinta Jika kau berani peluklah riak ombaknya  Menarilah dengan derunya. Bila kecewa, luka, nestapa, itulah bagian kecilnya. Mau tidak mau kita harus mencicipinya. Selebihnya adalah hakikatnya. Salerana_mundzir Jember 27 Agustus 2021

keterangan untukmu dik

Gambar
Salerana_mundzir Berterus terang lah dik. Jika engkau ingin melangkah bebas. Aku tak akan mengekangmu sebagai tawanan. Cukup dikau sadari, bahwa engkau adalah satu satunya perempuan yang merimbunkan dedaunan hatiku. Sekaligus bunga yang sampai kapanpun akan tetap menawan dalam tatap pandangku. Meski bertubi tubi kau luncurkan senapan kata kata luka.  Darah kasih tetap mengalirkan namamu. Senyum, sikapmu akan tetap terhimpun dalam sajak panjang pendek puisiku. Untuk kisah yang terlanjur terajut, biarlah kopi yang menyeduh segala kecup rasanya. Salerana_mundzir Jember 23 Agustus 2021

akulah lelakimu

Gambar
Salerana_mundzir Di malam yang bermata rembulan Aku menemukanmu berkerudung kesyahduan Bunga rasaku bermekaran Berdetak cinta seraya bergumam Kubuka mataku dan kulihat indahku Seorang perempuan yang merimbunkan dedaunan hatiku. Indah Bertaburlah melati yang suci dalam lentera hati Menyuntuki hari hari Matanya begitu jernih mengikat setiap bait puisi Badai senyumnya menerjang dan menepi di hati Aroma namamu bertebaran aku bergumam dan merintih. Aku mencuri kedamaian dengan memandangmu dengan sembunyi Saat dikau menatapku, terasa ada sungai yang mengalir dan desir angin yang mampir. Sebagai seorang yang mencintaimu Namamu menjuntai dan mewangi. Sebagai seorang yang mencintaimu Aku menggilmu ibu peri Ingin sekali aku datang kepadamu Memberikan sepucuk cinta ilalang Sembari merangkulmu dan berbisik. Akulah lelakimu Jangan menangis, jika kau menangis.  Akulah air matamu yang tersaji  Jika kau bersedih.  Airmata itu akan menjadi samudra Tubuhku menjadi perahu Yang s...

bendera itu harus tetap berkibar

Bendera itu harus tetap berkibar Karena disana bersemayam jerih payah dan cucuran darah serta air mata Bendera itu harus tetap berkibar Karena disana tak ada kebohongan yang harus di musnahkan Bendera itu harus tetap berkibar Karena disana melekatnya asa yang tak bertepi dan terus menerjang Bendera itu harus tetap berkibar Karena senyum itu harus terus bertebaran Bendera itu harus tetap berkibar Karena dalam setiap kobarnya suara suara itu tetap membara Bendera itu harus tetap berkibar Agar rekah bunga kedamaian terus menerus bermekaran Bendera itu harus tetap berkibar Selamanya harus terus berkibar dan berkobar Salerana_mundzir 17 Agustus 2021

pada raut ke tujuh puluh enam

Gambar
Salerana_mundzir Pada raut wajah ke tujuh puluh enam Kulayangkan bunga bunga doa Berharap tanah airku cepat membaik  Lantaran pandemi yang mencekam Semua wajah begitu gelisah  Bahkan semua lebih bergairah menyumpah serapah Dan kelicikan begitu membabi buta, merebak kemana mana. Dahan Juli begitu kuning mengering Daun Agustus berguguran menyanyikan lelagu ratapan Penderitaan Sepanjang kekangan Tanah bercucuran air mata menuai gelisah Perut perut kerontang memanggil anaknya yang tak kunjung pulang Kalau tujuh belasan hanya sekedar memampangkan merah putih  SPBU sudah lama berwajah merah putih Indonesia engkau begitu gagah dan berwibawa Segala kecamuk masalah kau hadapi dengan tabah Di raut wajah ke ke tujuh puluh enam tahun Segalanya datang begitu saja Engkau tetap tenang menghadapi nya Tanah kering kerontang kau basahi dengan air mata Terdengar semangat para masyarakat, merayakan kemerdekaan di tengah gegap gempita permasalahan. Ada yang menangis di atas harapa...

puisi untuk gadisku

Gambar
Salerana_mundzir Dibalik wajah tertunduk itu Bunga bunga tersipu malu  Pelangimu yang anggun nan ayu Masa dimana tatap ku Kau belai dengan pesonamu Sedang lukaku Kau basuh dengan senyummu Kaulah ibu peri bagi setiap anak anak rinduku Mencuri tak selamanya menabur rugi Selama yang di curi adalah hati. Mencuri namamu tanpa sepengetahuanmu adalah kenyamanan  Yang selalu aku istiqomahkan dalam riyadhah dan doa doa saat sunyi dan ramai berdetakkan segala anggunmu. Binar matahari matamu menjadi puisiku Tatap embunmu menjadi sajakku Sementara waktu, kita menyatu dalam semesta rindu Hingga suatu waktu, pejamku terlelap dikecupanmu  Napasmu menjadi diamku Lelahku menjadi sukurmu Suaramu menjadi sejukku Keringatku menjadi aromamu Menjadi keindahan dalam terjaganya mataku Denganmu semua terasa syahdu Denganmu semua menjadi ibadah. Salerana_mundzir Sumberanyar 13 Agustus 2021

bisik bisik

Gambar
Salerana_mundzir Mendengarkan engkau berceloteh dik Aku seperti melayang ke udara menaburkan hujan kasih sayang kepadamu dan badanmu basah,  aku pun mendekapmu. Kata kata begitu lihai menari dari setiap hastrat mesra cintaku pada rindumu. Di suatu pagi  Aku pernah berfikir  Rokok, kopi, puisi dan kamu dik. Adalah salah satu hal yang tak bisa aku tinggalkan dan lupakan. Setangkai Bunga pun ikut mekar  Mendengarkan celotehanmu dan aku. Daun daun yang mengering mengudara. Bersamamu kata kata menjadi puisi. Menuai arti dari setiap yang terpatri. Bersamamu sajak sajak tersaji rapi. Mengikat rindu yang berdiri. Di suatu senja. Aku membisikkan sepucuk sajak kepadamu Tamanmu tersipu, Langitmu mempesona. Hatiku riak berdetak tak karuan. Engkau berbisik "aku adalah bidadari yang ingin di culik pemulung puisi sepertimu" Salerana_mundzir Sumberanyar 10 Agustus 2021

sebagai pendosa

Gambar
Salerana_mundzir Bila yang aku urai dalam kemasan tinta  Tak selaras dengan langkah kehidupan. Bukankah telah ku katakan sebelumnya Bahwa aku seorang pendosa yang sering di sayang dengan tangan kebencian, di kasih dengan mulut mulut kesyirikan. Aku tak pernah menjadi hakim atas pembenaran. Sebagai pendosa Aku tau cara menerima kebaikan Seperti pagi, yang selalu menerima cahaya matahari. Aku terima penderitaan, luka luka, dan bahagia Dari setiap nafas yang pernah mengenyam lara dan cinta Jika engkau bertemu dengan hina Diam diam ia merayu dengan rona mempesona Sudihlah engkau membelainya Perlakukan dengan hormat adalah cara yang paling paripurna Penolakan, bukanlah sebuah jalan keniscayaan Melainkan sebuah Kehinaan yang kau bangga banggakan. Bukankah itu yang sebenarnya kehinaan? Sebagai seorang pendosa, ku rajut anyaman dari mutiara. berkeluh kesah ratapan tangisan. Hingga menjadi mata air yang bila disentuh menyentuh  Pohon pohon keangkuhan dan kelalaian. Di suat...

puisi yang tertulis

Gambar
Salerana_mundzir Keangkuhan adalah api yang menyala. Kesombongan seperti kayu yang rela di setubuhi. Menyatu,  Menjadi jadi, seperti raja yang bertahta atas segalanya. Sebelum akhirnya lebur menjadi abu. Abu beterbangan, jatuh di injak. Tak ada harga untuk memperlihatkan martabatnya. Dalam ruang bertumpuk kertas kertas Berisikan siasat penderitaan. Penuh aturan, tak pernah payah dalam menjajah. Hidup pada masa sekarang memanglah susah. Bicara, suara bukan lagi sebuah kebebasan Penderitaan meraja Luka luka menganga Sungguh naif nasib menjadi manusia Lara menjadi pekerjaan tetap Digaji tangis air mata Makannya dengan ratapan dan sumpah serapah Sepasang hati tak pernah meminta, hanya ingin di mengerti Hari hari adalah api yang menerbangkan debu debu tangis Ditikam duri dan senapan kekerasan bertubi tubi Dihantam dan di bantai Dalam puisi yang tertulis Mengalir sungai kesedihan akibat keangkuhan dan kebejatan Tak ada penampungan yang menerima ratapan Semua harus terelakkan ...