Postingan

cinta ini milikmu

Gambar
Karya : Salerana_Mundzir Sudihlah bila ku hirup aroma melatimu. Dan ku kecup ujung kelopak mawarmu. Sebagai telaga atas puasaku Yang setiap hari beritual rindu padamu. Bila tak boleh, ikhlaslah bila seteguk anggur ku haturkan pada setiap bayang bayangmu. Kekasih Benci telah lama terbunuh dalam diri Bila pagi tadi, embun embun mengusap rinduku Saksikanlah senja sore nanti Akan ku belai dengan puisi kopi Tak henti di petang tadi Ketika malam tiba, dengarlah renggekan, rintihan dan seduhan kidung. Atas segala keniscayaan ini Maka ku tempuh jalan penuh duri Sebagai darah juang menujumu Mekar bunga, Meranum aroma  Detak getar sayapmu, mengaliri tumpah darahku. Padamu angin angin berhembus  Mataku sungai di kesunyian Mulutku sajak-sajak yang menanti perjumpaan Di jalan ini aku menujumu  Cinta ini milikmu Salerana_Mundzir Sukorejo 30 Juni 2021

aku ingin sampai

Gambar
Salerana_mundzir Bermula dari titik yang kau sematkan dengan mata.  mengetuk pintu rasa.  Bertamu pada siangku ini. Adakah hasratmu tertuju padaku. Sebagaimana tadi subuh aromamu merengkuh bunga bunga dan dzikirku. Kekasih. Bila sederet fajar tadi menerangi segala jalan suram. Dapatkah kau bawakan padaku Agar jalan menuju rumahmu dapat ku tempuh. Tak apa bila jalannya penuh liku. Berikan aku fajar atau senja sebagai penerang menuju mu. Lantaran puisiku sangat pucat bila aku bawa mengarungi suram. Pada syahdu rona rembulan nanti malam aku ingin sampai. Salerana_mundzir 22 Juni 2021

petang

Gambar
Petang yang telanjang. Diam diam merintih dan mendesah perihal cumbu yang kau sentuh dengan tebu Tanah tanah tercemar nista. Laut menggelora dengan murka. Adakah setangkai bunga yang kau beri?  Untuk kehidupan janji ? Sementara sumur sumur di desa penuh ratapan. Sungai mengalir deras tangisan. Lantaran hak tak bercengkrama dengan semestinya. Kehidupan yang terjadi seperti rencana keberhasilan. Tapi tak semua merasakan. Penampungan amarah tertutup Seperti peti. Rapat tak ada cela  Bahkan sekedar untuk mengintip dan berbisik sangatlah susah. Inikah? Itukah? Akukah? Kamukah? Hidup hanya serangkaian episode  Ucap seorang renta. Saat senjanya sudah penuh keriput. Dan matanya nanar seperti pentol yang di lahap. Salerana_mundzir 14 Juni 2021

benar kata angin

Gambar
Salerana_mundzir Malam penuh lampu Di pinggir jalan bising suara syahdu Rembulan masih nampak malu malu. Ada kabar apa ? Dentang ratapan begitu nyaring terdengar dari jauh. Seketika air mata Mengalir  Kerinduan kembali meronta Dalam sujudku Mengeja syair dan mantra  Mengenyam sunyi Duh kekasih Adakah pertemuan di malam ini Walau hanya sebatas mimpi Aku hanya ingin menyampaikan puisi Yang ku rajut dengan tangis nurani Benar kata angin Daun daun akan jatuh berguguran  Mengalirkan keresahan berbalut kidung dan doa doa. Menghitung hari langkah kepergian Pada waktu yang mana kita akan bersua. Bunga telah beberapa musim tumbuh dan gugur Diantara rinduku padamu aku mengenyam kehilangan Pada setiap kesadaran Memungut puisi di ujung peraduan Untuk saat ini Biarlah apa yang ku pakai sebagai identitas cinta Di pojok ruang Ku layangkan sepucuk Al Fatihah. Salerana_mundzir Malam Jum'at 17 Juni 2021

pikirku

Gambar
Seusai senja Malam diguyur bintang Larut ditemani kenangan Pikirku, menunggumu pulang Sehelai kata mulai berguguran Di mataku hujan bersimpuh mengemas doa doa.  kepergianmu menjadi pakaian yang aku gunakan saat ini, sambil lalu menggigil mengingat rencana rencana yang tak terjadi. dan sehelai rindu yang hinggap menghampiri, seperti peluru, merajut syair syair haru. Seruput kopi dan hisapan nikotin. Menjelma sampah pada puing puing rintik keresahan. Sesekali hati merintih. Dekaplah ruhku.aku milikmu. Hamparan hijau rerumputan menjemput pagiku dengan sekelebat tentangmu. Perihal rindu yang candu. Menghantar bayangmu pada jendela tempat tidur segala gegap gempita. Seketika pelangi membias syahdu  Mengukir aksara di bibirku. Barangkali pagi adalah dirimu yang terbit  Untuk menyejukkan segalaku dengan embun.  Salerana_mundzir Jumat 21 - Mei - 2021

di hari yang Fitri

Gambar
Karya : Salerana_mundzir Dalam sengkarut keluh kesah dan serapah. Akhirnya telah sampai pada dermaga, menjadi rasa bahagia. Setelah tertatih tatih di jalan penghambaan  Kembali dengan nuansa Sudah cukup mengusap dada Walau di setiap pinggir mata  Menyimpan berbulir air cinta Aduhai kesyahduan rohani  Menari selaksa sepasang merpati Saling cumbu dengan rasa rendah diri. Penuh bunga dan pelangi Melempar senyum penuh arti. Sambil lalu mendengar toa musholla dan masjid. Mengumandangkan takbir. Dalam semesta semua lirih mengucap syukur atas segala anugrah. Ketulusan berjalan jalan. Dengan tingkah gemulai. Akhirnya kesabaran itu berbuah manis. Sedari tadi  Sebelum cahaya memeluk langit dan bumi dengan mesra. riuh terdengar dari pelosok desa hingga ke penjuru dunia.  Tubuh tubuh ringkih kembali bugar Hati yang sepi kembali berpuisi. Dengan nada bahagia, dan irama sumringah. Itulah harum bunga bunga maaf yang mekar dari jiwa ketulusan Betapa, harumnya kita h...

untuk nonaku

Gambar
karya : Salerana_mundzir Ketika waktu mempasung mataku yang letih Dan hati yang rapuh. Waktu juga yang memapah segala letih dan rapuh menemuimu. Disudut kesunyian mana dapat ku ninabobokkan gelora rasa. Merontanya asa. Dan segenap gejolak cinta. Nona. Jalan menujumu begitu mendidik ku Tentang sebuah kesabaran yang sering kali aku hiraukan di kemarau lalu. Pada sudut mana dapat ku sembunyikan angkuh. Bila kerinduan telah datang untuk bertamu. Masih terlukis jelas keindahan panorama senjamu. Yang melebur dan melepuh di pelupuk ingatanku. Sesekali angin malam kala itu. Perlahan membelai gaunmu. Antara benci dan cemburu. Padamu aku telah jatuh rasa. Pada pipimu yang merona Di sanggul lesungnya aura keteduhanmu. Menutup aliran darah segala luka Menutup segala perasaan ku tentang derita Pada kisah dan rasa yang tak terduga  Tanpa rencana. Kerinduan dan kegelisahan adalah bunga bunga yang paling indah. Pada malam yang tamaram dengan kesehajaan rembulan dan dzikir cinta. Padamu...

Malam dan senandung rindu

Gambar
Malam dan senandung rindu Karya : salerana_mundzir Senandung kerinduan menggema. Mengetuk nurani dengan syair syair kasih. Jeritan pecinta  Berpendar elok rupa. Lapangan sunyi dan kerontang. Yang nyaris mati pada setiap harinya. Menjadi tempat para penyampaian rindu Bersenandung riang dengan penuh khusuk. Dibawah bias cahaya rembulan Pecah tangis kerinduan. Melukis senyum, di langit langit tertulis harapan. Menyatu rasa dibawah terang cahaya rembulan. Pada malam yang tamaram ini. Pecah tangis itu menjadi jadi. Tentang rindu yang menjadi candu. Malam ini menjadi sungai dengan segala Rahmat. Hingga air mata begitu sungai. Dengan segala ronta kerinduan nya. Musim sunyi itu benar benar melahirkan setubuh puisi indah. Terbingkai dengan doa doa. Dipelukan malam. Semua tersedu oleh kemesraan dan segala dimensi cinta atas maha cinta. Malam ini adalah ibadah rindu berjamaah Dengan segala ketawaduan rasa atas sang kasih tercinta. Di tempat ini, disini ya kekasih Aku bersimpuh den...

tepi jalan

Gambar
Tepi jalan Karya : salerana_mundzir Tepi jalan Tempat cerita berhamburan Pada setiap sesapan kopi Dengan segala bentuk dimensi. Ada berbagai cerita rakyat hingga gibah. Di pinggir jalan Tempat penampungan dengan riuh bising kendaraan. Menanam rokok, tumbuh dengan berbagai bunga dan buah. Ada kebencian, persaingan, hingga perihal sepetak tanah di samping rumah. Di tepi jalan Pada malam yang gurindam Suara suara mandi di samudra malam. Ada yang berkaca kaca bulan Terhanyut rasa dan perasaan. Bunga dan bintang berpendar. Menyaksikan kebisingan di tepi jalan, di pinggir jalan. Sejauh jalan terpampang  Keramaian lahirkan kenyamanan Menjadi aksara menjelma kata hingga rangkum menjadi setubuh puisi. Di pojok jalan. Kesunyian nyaris menemui kematian. Pohon dan lampu lampu bersenggama Dengan seutas senyum dan keangkuhan. Aspal mengkilat oleh pantulan cahaya lampu kota. Setajam mata petarung dan pemanah. Di tengah jalan Melahirkan kata kata akibat mendengar  Dari prasangka. ...

sudah lama tak ada puisi

Gambar
Karya : salerana_mundzir Bintang bintang berpendar di halaman malam dan kenangan. Betapa menyakitkan, mengingat kisah yang usang. berada di langitmu adalah rindu yang sesekali menghantu Mengembara dengan luka melayang layang penuh nestapa. Perihal rindu benar benar ada. Bahkan dalam episode luka dan lara. Mari berbisik dari hati ke nurani. Mengantarkan makna dan kata-kata untuk menjelaskan sebuah rasa. Tentang Simbah darah. Sejenak kita lupakan. Mari rindu rayakan. Dengan sekelebat doa dan harapan. Kita lahir dari rindu yang tak pernah kita rencanakan. Pada waktu itu Sejak matamu bulan, kesunyianku menyala sebening telaga. Dari pelosok desaku. Binar cahayanya menderang. Malamku sendu dan haru Tentang kopi dan kamu Lara bertamu Sudah lama sekali tak ada puisi Rindu sudah mengikis hati setiap hari Sudah lama sekali tak ada puisi Asmara mengendap tanpa permisi Sudahi saja dan pergi Sudah lama tak ada puisi Selama musim perih  Dan kerontangnya hati. Salerana_mundzir Sumbera...

angin agustus

Gambar
Karya : salerana_mundzir Senja sedari tadi berpangku di matamu. Basah kuyup dengan hujan air mata. Entah sudah berapa sore terlampaui. Dan berapa lama seduh sedan telah terjadi. Diantara kebengkakan matamu. Rindu itu tak pernah tabu. Hujan di matamu. Seperti angin Agustus yang berhembus Menakrar langkah cinta pada Fitri. Menakar jejak jejak luka Di musim hujan lalu. Tentang semu itu. Telah terlanjur kau arungi. Penuh ketimpangan, tertatih tatih perihal bertahan. Luka yang kau terimah. Menjadi sumber pelajaran. Menjadi surat yang tersurat pada semesta Darimu aku yang dulunya pendosa menjadi ahli yang pandai berdo'a Untuk yang kesekian kalinya,  Percayalah, bahwa cinta begitu tulus Bukan karena pelanginya rupa  Melainkan sejatinya sebuah cinta. Dan angin Agustus adalah telaga atas panjangnya dahaga. Salerana_mundzir Asembagus 23 April 2021