petang
Petang yang telanjang.
Diam diam merintih dan mendesah perihal cumbu yang kau sentuh dengan tebu
Tanah tanah tercemar nista.
Laut menggelora dengan murka.
Adakah setangkai bunga yang kau beri?
Untuk kehidupan janji ?
Sementara sumur sumur di desa penuh ratapan.
Sungai mengalir deras tangisan.
Lantaran hak tak bercengkrama dengan semestinya.
Kehidupan yang terjadi seperti rencana keberhasilan.
Tapi tak semua merasakan.
Penampungan amarah tertutup
Seperti peti.
Rapat tak ada cela
Bahkan sekedar untuk mengintip dan berbisik sangatlah susah.
Inikah?
Itukah?
Akukah?
Kamukah?
Hidup hanya serangkaian episode
Ucap seorang renta.
Saat senjanya sudah penuh keriput.
Dan matanya nanar seperti pentol yang di lahap.
Salerana_mundzir 14 Juni 2021
Komentar
Posting Komentar