untuk nonaku
karya : Salerana_mundzir
Ketika waktu mempasung mataku yang letih Dan hati yang rapuh.
Waktu juga yang memapah segala letih dan rapuh menemuimu.
Disudut kesunyian mana dapat ku ninabobokkan gelora rasa.
Merontanya asa.
Dan segenap gejolak cinta.
Nona.
Jalan menujumu begitu mendidik ku
Tentang sebuah kesabaran yang sering kali aku hiraukan di kemarau lalu.
Pada sudut mana dapat ku sembunyikan angkuh.
Bila kerinduan telah datang untuk bertamu.
Masih terlukis jelas keindahan panorama senjamu.
Yang melebur dan melepuh di pelupuk ingatanku.
Sesekali angin malam kala itu.
Perlahan membelai gaunmu.
Antara benci dan cemburu.
Padamu aku telah jatuh rasa.
Pada pipimu yang merona
Di sanggul lesungnya aura keteduhanmu.
Menutup aliran darah segala luka
Menutup segala perasaan ku tentang derita
Pada kisah dan rasa yang tak terduga
Tanpa rencana.
Kerinduan dan kegelisahan adalah bunga bunga yang paling indah.
Pada malam yang tamaram dengan kesehajaan rembulan dan dzikir cinta.
Padamu telah ku dapati setubuh puisi rasa.
Yang terus berkesiur abadi dalam hati
Percayalah nona,
pada kata kata ini tersimpan tatap rembulan wajahmu.
Syahdu suaramu terlelap di sela huruf hurufku.
Tiap detik bersamamu tegores jelas pada bait baitku.
Lantaran engkau adalah rumah perjalanan sunyi puisi puisiku.
Teruntuk nonaku.
Aksara ini aksaramu
Kata ini rasa rindumu
Kalimat ini rasa cintaku
Jalan ini jalan menujumu
Selamat menunaikan ibadah puasa dengan sajian rindu yang begitu rapi.
Dari aku pengeranmu.
Salerana_mundzir Sumbernyar 6 Mei 2021
Bingkai aku dalam potret rasamu agar saat aku tak lagi di sisimu dapat kau buka lagi memory itu.
BalasHapusLukis aku dalam kanvas cintamu supaya abadi kebersamaan kita malam lalu.