Postingan

Alhamdulillah

Gambar
Salerana_Mundzir foto hanya pengisi dan hiasan saja Sejumlah salam bersuara merdu Tercium mewangi pada setiap hirup nafas  Sebagian salam itu terdengar parau dan berbau tidak enak. Semua salam terdengar dan terlihat hanya dapat dipahami oleh penciuman masing masing. Bagi pecinta semua harum mewangi dan suara kekasih pastilah indah dan merdu Beda dengan pembenci yang segala penciumannya adalah Angkara dan dendam semata Aduhai jiwa Tak perlu kau sibuk mencari pohon rimbun untuk berteduh. Jika masih bisa merasa dan merasakan kasih sayang. Sebab kasih sayang itulah keteduhan yang sebenarnya. Tak perlu pula engkau sibuk mengembara bila hanya untuk menemukan siasat untuk runcing pedang kebencian. Alhamdulillah adalah jawaban sekaligus penawar bagi penyakit jiwa ketegori benci. Alhamdulillah adalah rumah sejati Obat penawar sebelum kesadaran datang bertamu. Mau bahagia atau derita rumahnya adalah Alhamdulillah. Bila ada kesunyian jiwa yang kafir. Maka peraslah anggur cinta Seb...

doa pasti datang berbuah

Gambar
Salerana_mundzir Udara yang berlayar di hadapan dzikirku. Menyeberangi mataku yang semakin khusuk menangis darah harapan. Apakah doa doa yang aku panjatkan sedang berteduh di dedaunan, atau malah tersandung ? Mungkin doa itu benar benar merantau. Dan akan kembali kepadaku pada musim depan. Entah pada musim kemarau derita. Atau pada musim hujan bahagia. Yang pasti dalam keyakinanku. Doa doa akan berbuah  Kini, kecapi saja dzikir dzikir dan tasbih. Biarkan suara cinta dan rintihan kesungguhan mewangi. Di maqam para wali, menyelamlah pada lautan jiwamu. Sebab kedalaman lautan sudah pasti menyimpan ribuan mutiara. Duh duh kembalilah khusuk dan berdzikir dengan penuh kesadaran aku begitu lemah. Dan kuat karena anugrah cinta kasihmu. Salerana_Mundzir Sukorejo 30 Juli 2022

menyaksikan air mata

Salerana_Mundzir Aku menyaksikan airmata mengalirkan pelukan kasih sayang  Duh bungaku, dikau memang sebenar benarnya Cahaya cinta  Dimatamu aku merasakan kenyamanan dan sumber kedamaian.  pada senyummu aku temukan alamat segala pelipur lelah dan semua keputusasaan jiwa. Duh lenteraku.  Duh pelitaku Salerana_mundzir 24 Juli 2022

Duh jiwa batinku

Gambar
Salerana_Mundzi Di hari yang terpancar kemilau cahaya.  Saksikanlah bagaimana jiwaku menari.  Batinku bersorak-sorai. Mempuisikan bunga bunga dan langkah yang sesekali sempat tersandung, tertusuk duri, nyeri. Kemuliaanku semakin memancarkan aura keteguhan. Aku teringat bagaimana dahulu pelangi ibu bertandang di langit biru, Pada saatnya tiba setiap keluhku dan mendung masam wajahku.  Dan awan awan kembali mengenalkanku pada panas asa yang haram ku pudarkan.  Meskipun dengan alasan sekalipun. Duh jiwa batinku.  Terpancarlah cahaya qasidah cinta.  Dari lorong lorong waktumu. Bila puisimu berkidung syahdu. Dan daun daun melepas gendongannya kepada ranting. Serta bunga yang indah Tiba tiba lebur berdansa dengan angin. maka engkau dan aku harus sadar bahwa Alhamdulillah adalah rumah keabadian. Dari semua pengembaraan. Maka teruslah mengembara menemukan arti hidup.  Meskipun harus berabad-abad. Salerana_mundzir 25 Juli 2022

ladang masa depan anak dari orang tua

Gambar
Salerana_mundzir Luas ladang sawah berukuran kurang lebih tiga hektar. Baru saja selesai dibajak dengan niat. Di bawah pohon rindang menari. Seorang bapak duduk berteduh. Sambil lalu melihat ladangnya yang syahdu diterpa angin. Keringat gigih keyakinan menjadi saksi atas tekad dan pertaruhannya. Sebagai orang tua hanya mempunyai satu harapan besar dalam hidupnya.  Melihat anak anaknya merasakan kebahagiaan dan keberhasilan.  Panas matahari menjadi jubah kekaisaran kemewahannya. Badai, hujan dan angin menjadi payung teduh untuk langkah semangatnya. Sebentar lagi, pohon pohon harapan akan tumbuh tinggi dan berkembang. Dirawatnya dengan keikhlasan. Disiram dengan penuh hamburan doa doa dan harapan. Semangat dan cita cita sang anak menjadi pupuk organik untuk akar akar harapannya Hidupnya benar benar menjadi pertaruhan. Sentuhan lembut cinta kasihnya.  Menjadi sejarah abadi dalam semesta perjuangan dan pengabdian. Angin tak mampu merahasiakan besar kasihnya. Badai...

mesra bersamamu

Gambar
Salerana_Mundzir sumber foto google  Duh kekasih. Orang orang disekitarku sibuk mengkeramatkan dirinya sendiri. Aku ingin mesra bersamamu saja kekasih. Dengan dzikir dzikir dan doa doa. Yg Sayap cinta aku bentangkan. Semakin kuat akar cinta ini.  Semakin tak terasa setiap derita tangga kehidupan. Mesra bersamamu kekasih.  Adalah pelayaran samudera kedamaian yang abadi. Duh kekasih.... Salerana_Mundzir Jember 02 Juli 2022

selamat datang Juli 2022

Selamat datang Juli Semoga semua makhluk hidup berbahagia dan dijaga  Kupandang wajah purnama dan kurasakan angin seperti mengantarkanku pada satu masa 20 tahun silam Dimana musim semi bunga bahagia bermekaran. Telapak tangan mewangi menyentuh kasih Harum melati cinta, putihnya abadi Seusai senja yang berkumandang adzan Pertama kali aku merasakan dan menerima semurni-murninya cinta. Cinta Ibu kepada buah hatinya. Duh Duh Duh.... Salerana_Mundzir Jember 01 Juli 2022

Duh kekasih. boleh aku menumpang sunyi?

Gambar
Salerana_mundzir Aku tergelincir dan jatuh hingga tenggelam di jurang surga kedamaian matamu.  Suatu saat mungkin.engkau akan bertanya. Dan aku akan terdiam bisu di dalam kobaran api nerakamu. Bisa kaurasakan kepak sayap berenang di dadaku. Secawan anggur dan puisi meramu doa doa  Bersulang sebagai sepasang kekasih sunyi yang riuh dalam sanubari. Maka, pandanglah langit kekasih ini. Saat awan awan elok dipandang dalam asmara  Lalu tiba tiba mendung, murung, bersyair hujan  Di pucuk remang remang subuh Awang Awang menjelma doa Sunyi tak bersuara Ia merintih "bolehkah aku turut menumpang sunyi?" Aku ingin runtuh melebur menjadi tangis doa matamu. Dalam cengkraman sunyi kekasih. Sebait puisi tumbuh mesra menjulang. Aku ingin sajadah ini tergambar wajahmu kekasih. Agar setiap kali aku sujud.  Aku selalu bisa mengecupmu bersama doa doa. Duh kekasih Salerana_mundzir Jember 29 Juni 2022

api cinta kekasih

Gambar
Salerana_Mundzir Ia begitu nampak berseri seri dik. Berbinar-binar seperti rindu rindu dan puisi.  Aku menawarinya anggur kekasih sebagai penawar dahaga cintanya, Ia justru menawar dengan binar mata bidadari.   Seteguk derita rindu dan cemburunya menjadi penjamuan, Menabuh rebana cinta dengan riang gembira. Terlahap ranumnya bunga senyum kedamaian.  Kemudian api cinta mengajak ia menari.  Ia berteriak lantang sekali. Duh duh... daunmu melambai kekasih. Akarmu mengetuk jiwa tanah gersang derita cinta. Ragamu tak kau hirau meski remuk dan mematah, Cintamu tetap setia berkidung mesra. Sunyi ia nikahi bermahar puja dan puji. Darah cintanya menjadi jalan syair kekasih. Bagaimana tidak hatinya berdarah darah. Sebab rindu dan cemburunya adalah siksa atas kelancangan karena telah mencintainya. Duh kekasih, kemudian ia tersenyum.  Berseri seri  Salerana_Mundzir Juni 27 Juni 2022

dihadapan mu aku

Gambar
Salerana_Mundzir Dihadapan mu abah Aku ingin menjadi orang yang Sholehah Sebagaimana ibu yang begitu bersahaja bermandikan cahaya. Mencintaimu tanpa sedikitpun jeda Dihadapanmu ummi Aku ingin menjadi seorang yang shaleh Sebagaimana ayah yang setiap geraknya  Seperti para kesatria, bersenang gagah menyayangimu dengan penuh perasaan cinta. Dihadapanmu guru.  Aku bersimpuh, menyerap ilmu. Dari Alif, ba', ta' tsa sampai hakikat makrifat. Hingga sampai pada puncak maha kasih sayang. Di pucuk kebodohan yang tidak dapat bisa ku sadari setiap waktu. Dimana dalam kebodohanku, malam hanya sebatas gelap orang orang terlelap Siang sebatas terang pandangan orang orang berlalu lalang. Hingga aku mengenal dan mengetahui dibalik siang matahari dan senyum malam rembulanku  Tentang hakikat nafas yang berembus Ilahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi.  Begitulah puncak segala harapan dan pengetahuan disematkan. Jalannya adalah pengabdian Kendaraannya adalah kerendahan beroda ...

kitab renungan

Gambar
Salerana_Mundzir Sudah bulan Juni Sesekali hujan turun mengecup bumi Barangkali waktu memberi musim untuk matahari Sedang angin mencumbui  daun-daun mengajaknya menari Duh Gusti... Mendung langit kekasih  Hati merintih  Menulis puisi Mengaji sanubari Sejukkan hati melalui kitab renungan dan kesadaran ini. Duh Gusti Salerana_Mundzir Jember 08 Juni 2022