Duh jiwa batinku

Salerana_Mundzi



Di hari yang terpancar kemilau cahaya. 
Saksikanlah bagaimana jiwaku menari. 
Batinku bersorak-sorai. Mempuisikan bunga bunga dan langkah yang sesekali sempat tersandung, tertusuk duri, nyeri.
Kemuliaanku semakin memancarkan aura keteguhan.
Aku teringat bagaimana dahulu pelangi ibu bertandang di langit biru,
Pada saatnya tiba setiap keluhku dan mendung masam wajahku. 
Dan awan awan kembali mengenalkanku pada panas asa yang haram ku pudarkan. 
Meskipun dengan alasan sekalipun.
Duh jiwa batinku. 
Terpancarlah cahaya qasidah cinta. 
Dari lorong lorong waktumu.
Bila puisimu berkidung syahdu.
Dan daun daun melepas gendongannya kepada ranting.
Serta bunga yang indah Tiba tiba lebur berdansa dengan angin.
maka engkau dan aku harus sadar bahwa Alhamdulillah adalah rumah keabadian. Dari semua pengembaraan.
Maka teruslah mengembara menemukan arti hidup. 
Meskipun harus berabad-abad.


Salerana_mundzir 25 Juli 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu