Postingan

Bahasa cinta

Gambar
Salerana_Mundzir Samsul yang khusuk dengan kitab hasratnya, membuka lembar demi lembar dengan seksama dan dalam tempo yang penuh perhatian. Waktu seakan akan berhenti. Matanya pun tak berkedip, ia khusuk. Hasratnya begitu bergejolak dalam dadanya. Seraya bergumam lirih "jiwa jombloku meronta ronta. Entah apa yang ia tatap dan yang berada dalam tatapannya. Saya amati wajahnya nampak begitu serius sekali. Sesekali ada senyum merekah dalam kebisuannya. Dari kejadian ini, saya menemukan satu kesimpulan dan pengetahuan. Bahwa bahasa cinta adalah bahasa yang paling bisa dipahami siapapun. Tak berhenti disini. Saya terus mengamati. Sesekali juga 

idolaku

Gambar
Salerana_Mundzir Memandangmu, seperti ada yang bergetar, berguncang dan meronta-ronta ingin keluar dalam dada. Aduhai cinta, hati ini begitu berguncang ketika melihat pancaran sinarnya (Kesucian Ruhani) sangat indah. Indah indah dan damai. Duh duh duh Engkaulah seniman idolaku Mewarnai kebaikan disetiap langkah langkahku Hingga pada dinding jiwa dan ragaku.  Engkaulah penyair idolaku yang kata katanya merengkuh dan menuntunku. Puisi puisimu menghibur setiap derita derita hidupku. Engkaulah penyair idolaku Bahkan pada diammu, hatiku sudah terketuk penuh getaran. Merasakan kenyamanan dan pelajaran. Salerana_mundzir 18 February 2023

pemain gitar di pojok kafe

Salerana mundzir Ia sedang sibuk menggeleng kepala. Sambil lalu mencari kunci gitarnya Ia belum menemukan kenikmatannya Nada nada seperti sumbang ditelinga Ia tak henti terus mencari kepuasan jiwa Menyebrangi kegaduhan sekitarnya Seperti kerinduan yang mencabik cantik jiwa  Ia berdendang khusuk. Menyampaikan keindahan keindahan jiwa. Salerana Mundzir 18. Februari,2023

makammu buyut

Gambar
Salerana_Mundzir Makammu buyut Ialah tubuhmu yang abadi dalam pelukan hangat sang kasih. Tumbuh dedunan Rahmat mengakar sampai anak cucu dan kerabat. Makammu, tempat bertapa rindu dan tiap-tiap lelahku.  Di depan pusaramu aku ingin memakamkan segala kerinduan sambil lalu bertafakkur atas ajaran kebaikan, kebijaksanaan dan kesetiaan.  Wafatmu sudah jelas dalam catatan amal kebaikan semasa bakti dalam perjalanan.  Di dalam sana, sudah jelas sekali pelukan tangan bermukim, Memeluk iman dan Islam. Di depan pusaramu, aku memelukmu dengan setangkai Al Fatihah, bunga bunga doa semoga berkah dan diterima.  Di sebelah batu nisan Aku memakamkan tiap-tiap kerinduanku. Dengan khidmat, juga meminta ridho dan doa doa mustajabmu. Mengingat begitu tinggi dan besar cita cita, dan impian cucumu. Salerana_mundzir Sumberanyar 12 Januari 2023

ibu debu debu yang menempel di kakimu

Gambar
Salerana_Mundzir Ibu, sebutir debu yang menempel dikakimu adalah bunga bunga surga. Aku bersimpuh mengecup dan mencium wewangian surga darimu. Tak ada yang lebih awal dan akhir yang aku harapkan dan menjadi tujuan. Selain ridho dan doa doamu. Ridhomu adalah azimat ampuh. Doa doamu adalah pusaku atas jiwaku. Tidak ada yang alay saat semua anak anak sedang mengungkapkan cinta padamu. Padamu ini, segalanya berlabuh. ibu ... engkaulah mata angin kesejukan yang memapahku mengenal Alif ba' ta' engkaulah bumi yang setiap tabahnya mengasuh rengek dan tangisku Engkaulah matahari, yang setiap senyum dan ucapanmu Menjadi penerang atas kabut kenakalan dan kesalahanku Engkaulah rembulan, yang menebar cahaya keteduhan saat jiwaku tak bergairah dan sengsara. Padamu ibu, aku ingin bertapa dan berbakti Mengingat, bila engkau sedih karena tingkahku, maka langit akan sunyi. Bila engkau terluka karena kedurhakaanku, maka langit akan bergemuruh dan murka . Oh ibuku, engkaulah kasih saya...

owh Rembulan

Gambar
Salerana_Mundzir Oh Rembulan... Bukankah engkau telah menjumpai kebiadaban, keserakahan dan kesombongan merajalela. Dari tepi ada banyak segerombolan lalat ingin menjadi aparat. Sekarat? Menjadi manusia, lalai dan terlena. Setelah bersalah, bergegas meninggalkan. Dengan dalih tidak enak rasa. Padahal tidak benar begitu adanya. Lalu mengulanginya lagi lagi lagi. Kesalahan yang sama.  Oh Rembulan Barangkali melalui pitutur puisi ini Ia akan mengerti. Bahwa tak semua harus sekarat, untuk menyandang selendang kehormatan. Ada yang pamer besar payudara, di sepanjang senja. Ada yang bernyanyi menyanyikan dirinya sendiri. Ada yang melukis mata dan pipi, supaya diakui. Barangkali lagi, ia tidak menyadari antara ujian dan hukuman. Yang pasti aku berada diantara cinta, rindu, cemburu dan bencinya. Aku berada diantara jujur dan bohongnya Aku berada diantara kesungguhan dan kepura-puraannya Aku berada diantara sesal dan kesadarannya  Hahahahahahahaha aku tertawa. Aku abadi dian...

dahulu aku datang kepadamu

Gambar
Salerana_Mundzir Sukorejo Dahulu, aku datang dengan segala keluguan, ketidaktahuan akan sesuatu, bahkan aku datang dengan segala keegoisan sambil menangis tersedu-sedu. Lantaran aku menolak untuk menetap, dan menjadi bagianmu. Saat ayah dan ibu mengantarkanku kepangkuan sajadah doa doamu. Sukorejo Tanpa sadar langkah demi langkah perjalanan, seiring bertumbuhnya kesadaran dan cinta dalam hati. Aku menemui ketenangan yang Berkidung, dzikir dzikir dan doa doa setiap waktu. Pada setiap fajarmu, aku bersimpuh dalam kebesaran rumah dan sukma. Pada setiap pagimu, aku merasakan keceriaan dari setiap bunyi bangkiak yang melaju ke madrasah madrasah. Pada siang panas semangat, aku melihat wewangian berbondong bondong menuju pengetahuan sambil lalu duduk di serambi keberkahan. Pada setiap petang dan senja, aku melihat sekumpulan wajah yang berseri-seri penuh cahaya, menuju suara panggilan keagungan Sukorejo Bila dahulu aku datang kepadamu sebagai orang baru. Maka hari ini, aku datang ...

teruntuk gadis melatiku

Gambar
Selamat ulang tahun perempuanku Di lembar hari, teruslah menari sabar   Mendaki bukit sunyi, dengan doa doa yang terpatri. Jangan biarkan sajadah cinta kehidupan, menjadi usang berdebu tanpa makna. Istiqomahlah, dalam arti langkah perjalanan. Melukis cita penuh cinta, mewarna.  Mekarkan kuncup kuncup bunga. Oh perempuanku. Tumbuhlah dengan tabah pada cuaca.  Gugur daun hanyalah siasat ranting menjemput musim berikutnya. Berlayar lah mengarungi samudra hidup.  Dengan perahu kokoh niat hati. Sebesar apapun badai dan ombak menghantam.  Jangan sampai meninggalkan perahu cita apalagi sampai putus asa. Oh perempuanku Hari harimu semakin menua Teruslah berkarya dan berdoa  Desember adalah selembar daun, untukmu mengingat syukur. Oh perempuanku Dalam puisi ini, aku ingin berbicara Riaslah hati jiwa dan rasamu seanggun mungkin Agar Tuhan jatuh cinta mendamba setiap cahaya kebaikan untukmu. Oh perempuanku Pada puisi ini, aku ingin berucap. Bila pende...

kemarilah wahai rindu

Gambar
Salerana_Mundzir  gambar hanya pelengkap saja Disetiap sudut malam mendamba, rinduku semakin membara. Debur ombak kerinduan  Menghantam ruang dadaku memuisi laut yang bersimpuh dzikir pantai. Semenjak perahu berlayar Sunyi doa semakin berinai meletupkan namamu. Irama sunyi merindu rindu Apa engkau mendengar kekasih? Aku ingin rebah serupa embun di dedaunan matamu Pada suatu pagi sebelum matahari. Tanpa sebab, aku jatuh dan tenggelam pada lautan matamu. Mungkin engkau tak dapat memandang, tapi bisa engkau rasakan guncangan gempa dalam dadamu. Taburkanlah melati rasa Cinta Akan kuhirup setiap aroma seirama ritual angin. Ditiupkan mantra dari kitab kitab cinta yang tidak pernah kita baca seutuhnya.  Perihal cinta dan rindu. Akulah cinta diantara cinta  Kemarilah... Wahai rindu yang menderu deru yang setia mendekap sunyi dengan doa penuh mesra. Salerana_Mundzir Jember 28 Agustus 2022

mengecup cinta

Gambar
Salerana_Mundzir Guru... Aku yang kau ajari bagaimana harus berjiwa besar Semakin terbenam di ujung barat samudera perasaan. Penderitaan yang kau kisahkan, menjadi jalan menuju energi. Aku yang engkau ceritakan bagaimana keperkasaan karang di tengah lautan. Kini, cahaya yang terang itu semakin bersinar di atas fajar perasaan seseorang. Irama kesyahduan angin, menguatkan jiwa jiwa nestapa Meski seringkali waktu mencabik semangat mengalunkan nyanyian sunyi. Rona wajahnya semakin berseri-seri seperti matahari. Senyumnya semakin merona, seperti bunga halaman rumah. Mekar dan mewangi. Keindahannya menggunggah jiwa jiwa para shaleh. Angin berkesiur. Mengecup cinta. Kekasih berlayar mesra dalam setiap air mata dan doa doa Salerana_Mundzir Jember 21 Agustus 2022

mendung

Allahumma Bila mendung Dimata cinta. Jadikanlah setiap tetes embun dan hujannya adalah bunga Riak hujan menghantam, belenggu kesedihan hati Pada kehilangan yang tak pernah terduga. Laahawla walaaquwwata illabillah Lahul fatihah Situbondo 04 November 2022