Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

selamat datang Juli 2022

Selamat datang Juli Semoga semua makhluk hidup berbahagia dan dijaga  Kupandang wajah purnama dan kurasakan angin seperti mengantarkanku pada satu masa 20 tahun silam Dimana musim semi bunga bahagia bermekaran. Telapak tangan mewangi menyentuh kasih Harum melati cinta, putihnya abadi Seusai senja yang berkumandang adzan Pertama kali aku merasakan dan menerima semurni-murninya cinta. Cinta Ibu kepada buah hatinya. Duh Duh Duh.... Salerana_Mundzir Jember 01 Juli 2022

Duh kekasih. boleh aku menumpang sunyi?

Gambar
Salerana_mundzir Aku tergelincir dan jatuh hingga tenggelam di jurang surga kedamaian matamu.  Suatu saat mungkin.engkau akan bertanya. Dan aku akan terdiam bisu di dalam kobaran api nerakamu. Bisa kaurasakan kepak sayap berenang di dadaku. Secawan anggur dan puisi meramu doa doa  Bersulang sebagai sepasang kekasih sunyi yang riuh dalam sanubari. Maka, pandanglah langit kekasih ini. Saat awan awan elok dipandang dalam asmara  Lalu tiba tiba mendung, murung, bersyair hujan  Di pucuk remang remang subuh Awang Awang menjelma doa Sunyi tak bersuara Ia merintih "bolehkah aku turut menumpang sunyi?" Aku ingin runtuh melebur menjadi tangis doa matamu. Dalam cengkraman sunyi kekasih. Sebait puisi tumbuh mesra menjulang. Aku ingin sajadah ini tergambar wajahmu kekasih. Agar setiap kali aku sujud.  Aku selalu bisa mengecupmu bersama doa doa. Duh kekasih Salerana_mundzir Jember 29 Juni 2022

api cinta kekasih

Gambar
Salerana_Mundzir Ia begitu nampak berseri seri dik. Berbinar-binar seperti rindu rindu dan puisi.  Aku menawarinya anggur kekasih sebagai penawar dahaga cintanya, Ia justru menawar dengan binar mata bidadari.   Seteguk derita rindu dan cemburunya menjadi penjamuan, Menabuh rebana cinta dengan riang gembira. Terlahap ranumnya bunga senyum kedamaian.  Kemudian api cinta mengajak ia menari.  Ia berteriak lantang sekali. Duh duh... daunmu melambai kekasih. Akarmu mengetuk jiwa tanah gersang derita cinta. Ragamu tak kau hirau meski remuk dan mematah, Cintamu tetap setia berkidung mesra. Sunyi ia nikahi bermahar puja dan puji. Darah cintanya menjadi jalan syair kekasih. Bagaimana tidak hatinya berdarah darah. Sebab rindu dan cemburunya adalah siksa atas kelancangan karena telah mencintainya. Duh kekasih, kemudian ia tersenyum.  Berseri seri  Salerana_Mundzir Juni 27 Juni 2022

dihadapan mu aku

Gambar
Salerana_Mundzir Dihadapan mu abah Aku ingin menjadi orang yang Sholehah Sebagaimana ibu yang begitu bersahaja bermandikan cahaya. Mencintaimu tanpa sedikitpun jeda Dihadapanmu ummi Aku ingin menjadi seorang yang shaleh Sebagaimana ayah yang setiap geraknya  Seperti para kesatria, bersenang gagah menyayangimu dengan penuh perasaan cinta. Dihadapanmu guru.  Aku bersimpuh, menyerap ilmu. Dari Alif, ba', ta' tsa sampai hakikat makrifat. Hingga sampai pada puncak maha kasih sayang. Di pucuk kebodohan yang tidak dapat bisa ku sadari setiap waktu. Dimana dalam kebodohanku, malam hanya sebatas gelap orang orang terlelap Siang sebatas terang pandangan orang orang berlalu lalang. Hingga aku mengenal dan mengetahui dibalik siang matahari dan senyum malam rembulanku  Tentang hakikat nafas yang berembus Ilahi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi.  Begitulah puncak segala harapan dan pengetahuan disematkan. Jalannya adalah pengabdian Kendaraannya adalah kerendahan beroda ...

kitab renungan

Gambar
Salerana_Mundzir Sudah bulan Juni Sesekali hujan turun mengecup bumi Barangkali waktu memberi musim untuk matahari Sedang angin mencumbui  daun-daun mengajaknya menari Duh Gusti... Mendung langit kekasih  Hati merintih  Menulis puisi Mengaji sanubari Sejukkan hati melalui kitab renungan dan kesadaran ini. Duh Gusti Salerana_Mundzir Jember 08 Juni 2022

selamat malam Juni

Gambar
Salerana_Mundzir Selamat malam Juni Ingatkah dikau dengan janji sepakat  Setengah langkah sekarat Sejengkal lelah hastrat Sepenuh gundah gulana dendam yang begitu kiamat. Selamat malam Juni Sempurnakanlah kesadaran, terbukalah mata kebijaksanaan. Duh Gusti... Jalan ini sunyi, apakah mati suri? Salerana_Mundzir Jember 03 Juni 2022

hai juni

Gambar
Salerana_Mundzir Kau begitu suka menerka nerka dalam gelap Mengambil angka yang  tak dapat dilihat mata. Meraba raba takdir, mengundang kecemasan nurani sendiri. Pada comberan, pundi pundi tetap dipunguti. Pada malam malam kopi, dibinasakan oleh hastrat kepentingan sendiri. Alih dalih kesejahteraan. Kepada waktu yang tak pernah lupa meninggalkan kecup di kening berbekas luka atau hantaman dendam durjana. Dada terbakar, bumi berguncang keras. Angkara murka, petirnya tetap menyala. Hujannya tak henti meronta. Salerana_mundzir Jember 03 Juni 2022