mahligai cinta
Salerana_Mundzir
Sore itu parno bersama si leha kekasihnya. Sedang duduk di kaki senja, dihadapan pantai yang berkerudung merah. Parno nampak seperti pohon kelapa yang berkesiur. Parno yang sudah terbakar oleh keindahan si leha telah banyak mengajarkan kepadanya tentang jalan penganiayaan dan penderitaan. Termasuk penderitaan rindunya.
Setelah bertemu leha, parno meneruskan perjalannya kerumah. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang sahabatnya. Seorang sahabat yang seringkali menegur sikap parno yang akhir-akhir ini begitu aneh sekali. Semenjak ia jatuh cinta kepada si leha.
Parno Setelah disandera cinta kepada gadis bernama leha itu, mendadak menjadi penyair ulung yang tak lepas dari kata kata. Setiap terdiam ataupun bergerak puisi itu mengalun merdu sepanjang tapak kakinya melangkah.
Tak lepas dari caci maki, parno yang benar-benar telah mendapatkan penganiayaan dari teman-temannya. Karena cintanya yang begitu dalam kepada gadisnya si leha.
"Apa yang kau lihat dari leha itu parno? Sehingga engkau begitu Istiqomah dan pernah bosan menceritakan tentang leha.?" Ucap temanya. Parno hanya tersenyum dan berkata " diamlah kau tidak tau apa apa tentang cintaku kepada leha, leha benar-benar pencuri ulung. Bagaimana tidak ia telah memenangkan perasaanku sehingga aku tergila-gila kepadanya dan menjadikaku sebagai budaknya.
"Parno... Parno cintailah sewajarnya saja jika engkau menyukainya." Ucap Ucup.
Lagi lagi parno berceloteh " hey Ucup dalam cinta itu tidak ada sewajarnya, kalau sewajarnya itu berarti cintanya pura-pura, kau tidak tau bagaimana rasanya paku yang mencap kakimu? Bukankah ketika paku yang tertancap dikakimu, akan menjarahmu, kamu akan fokus pada rasa sakit karena paku itu bukan? " Tegas Ucup menjawab.
"Berhati-hatilah engkau sobat, karena cinta itu dahsyat energinya, apabila hatimu telah tersangkut cinta kepada gadismu, tentu engkau akan melupakan yang lain. Berhati-hatilah karena cinta itu tak pernah pandang kepada siapa akan berlabuh, bisa jadi engkau yang akan menjadi mangsa selanjutnya." Ucap parno.
Setelah percekcokan itu, leha tiba-tiba lewat. Alangkah gembiranya parno, dan menceritakan leha kembali kepada ucup.
" Lihatlah itu cup, keindahan si leha dimataku sebagai pecintanya begitu sempurna. Inilah cinta cup, kau tidak akan mampu melihat lautan cahaya yang terpancar dari hati si leha, karena matamu masih tertutup dengan tabir keangkuhan akan rasa sombong."
Ucup hanya diam, tak sampai pikirnya kepada sahabatnya yang bernama parno.
"Bagaimana jika leha tidak kau miliki parno?" Tanya Ucup. Bukankah kegilaanmu akan menjadi sia-sia, dan akan menjadi kehilangan?." Ucap Ucup
Tentu tidak parno, karena cinta langit yang gelap akan bertabur bintang gemintang, tidak ada penyesalan dalam cinta cup, kau harus tau orang yang telah didera cinta akan tetap baik baik saja, karena baginya sama nikmatnya." Jawab parno
Salerana_Mundzir 18 Februari 2024
Komentar
Posting Komentar