Cinta bersemi dalam penjagaanmu
Suatu hari, sahabat karibnya, Parno, menemui Ali dengan semangat yang berapi-api. Parno baru saja mendengar tentang seorang mahasiswi di kampus mereka, seorang gadis bernama Melati. Melati tidak hanya cantik, tetapi juga dikenal memiliki akhlak yang baik dan pengetahuan agama yang mendalam, dan melati merupakan lulusan pesantren.
“Ali, aku ingin memperkenalkanmu pada Melati,” ujarnya penuh harapan.
Ali hanya tersenyum canggung. “sudah berapa kali aku bilang cup, aku takut jika cintaku pada wanita-wanita akan menjadi penghalang tersampainya rinduku pada nabi Muhammad Saw. Lebih baik aku fokus pada ibadah dan tidak terlibat dalam hal-hal yang bisa mengganggu.”
Namun, Parno bukan tipikal orang mudah menyerah. Ia tahu bahwa Ali adalah sosok yang baik agamanya dan bijak, dan ia yakin bahwa cinta yang tulus pada wanita yang baik bisa membawa kebaikan dalam hidupnya. “Ali, cintamu tidak akan mengurangi cinta dan rindumu pada Sang Pencipta. Melati adalah sosok yang bisa membantumu untuk lebih dekat dengan Allah.”
Setelah beberapa kali dihibur dan dibujuk oleh Parno, Ali mulai membuka pikirannya. Akhirnya, ia setuju untuk mengenal Melati lebih dekat. Ketika mereka bertemu, Ali merasakan kehangatan dan kedamaian yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Melati tidak hanya menarik secara fisik, tetapi juga memiliki kecerdasan dan kelembutan hati yang menawan.
Hari demi hari berlalu, Ali dan Melati mulai saling berbagi pemikiran dan pengalaman, tidak hanya tentang kehidupan sehari-hari, tetapi juga tentang keimanan mereka, melalui media sosial. Ali merasa bahwa cintanya kepada Melati justru semakin mendekatkannya kepada Allah. Ia merasa cintanya kepada melati adalah payung teduh keimanannya, perlahan Ia belajar memahami bahwa cinta yang tulus tidak akan merusak, malah memperkuat ikatan spiritualnya.
Berita tentang kedekatan mereka menyebar di kalangan para sahabatnya. Sahabatnya mendukung dan mendoakan agar hubungan Ali dan Melati berkembang dengan baik. Tak lama kemudian, Parno memutuskan untuk berbicara pada Melati tentang perasaan Ali.
“Melati, Ali adalah pemuda yang sangat baik. Ia memiliki ketulusan dan niat yang baik. Aku berharap kalian bisa saling mencintai dengan cara yang penuh berkah.”
Melati tersenyum. “Aku juga merasakan hal yang sama terhadap Ali. Dia adalah seseorang yang sangat menginspirasi ia tidak pernah mengajakku keluar ataupun sekedar bertemu, ia benar benar terjaga dan menjaga.”
Akhirnya, setelah melewati beberapa komunikasi dan saling kenal, Ali memberanikan diri untuk menyampaikan niatnya kepada Melati. Dengan penuh rasa hormat, ia meminta izin kepada Melati dan orang tuanya untuk menjalin hubungan serius.
Dengan hati yang penuh bahagia dan restu dari keluarga, Ali dan Melati melangkah ke jenjang pernikahan. Mereka berdua bersyukur telah menemukan cinta yang bukan hanya membahagiakan, tetapi juga mempererat kedekatan mereka dengan Allah dan menambah rasa cinta kepada nabi Muhammad Saw.
Cinta yang semula ia takutkan sebagai penghalang, ternyata membawa Ali kepada jalan yang lebih indah. Cinta yang mengantarkannya menuju kebaikan, bukan hanya dalam kehidupan duniawi tetapi juga dalam beribadah. Ali belajar bahwa cinta, ketika diiringi dengan niat yang tulus dan menjaga komitmen, bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Sm
Komentar
Posting Komentar