jangan menangis

Jangan menangis, ibuku
Jangan menangis Saudaraku
Jangan menangis adik adikku
Jangan menangis alamku
Kecuali deritamu menjadi permata istimewa 
Yang diam-diam terus berkilau 
Meski terus terhantam senapan ketidaksadaran
Reranting patah, dedaunan gugur, sungaimu keruh, lautmu kotor ternodai menyesakkan dadamu.
Begitulah aku sebagai ketidaksadaran dan kesombongan,
Kadangkala aku konslet.
Bahkan dengan teganya aku Menyiksa dan memperkosamu
Tapi tenanglah
Langit kesadaran ku telah pelangi 
Warnanya membias di relung langit cinta jiwaku
Takkan lagi aku merusak mu
Awanku menangis gembira
Tentang hijau wajahmu tanah subur mu
Mengembara, kaki tapaki tanah
Nafas nafas berhembus
jelajah ranah, langkah menuju lembah
hingga senja menutup mata
Dalam puisi, deklarasi cinta padamu 
Tanah sajadah ibadahku

Jember 30 Maret 2022



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu