aku tulis puisi dari pena nurani

Salerana_mundzir



Aku tulis puisi dari pena nurani
Kepada yang terhormat
Terompah kemuliaan yang telah sepanjang jalan mengembara
Menjejaki jalan jalan terjal 
Dari pintu gerbang pertapaan ilmu
Yang riuh dengan hiruk pikuk dzikir cinta 
Teringat saat kita saling berbisik
Diantara aliran darah dan lintasan bunyi terompah
Debu debu menempelkan sajak sajak kehidupan
Suara perjuangan melengking
Tangan terkepal menyekap bara api 
Bekasnya menjadi kebanggaan 
Diantara mekaran bunga bunga kerinduan
Masih adakah yang bertanya, atau yang ingin di pertanyakan?
Tentang rumah besar perjuangan?
Dan pohon besar pengabdian?
Tempat embunembun dan daun bercengkrama
Ketika ruang ruang rumah terisi dan pintunya terbuka
Bergegaslah masuk
Mendadak terasa begitu damainya kesejatian cinta
Marilah kembali berbakti bukan unjuk diri
Tanpa perlu mengharapkan lebih
Tuntutan asa tak sebatas pamrih
Di antara lelah dan hujan peluh ada bunga-bunga tersenyum bahagia
Tatkala melihat para pejuangnya Seiya sekata dalam wasiatnya
Kepada yang terhormat rona asa dan kobaran semangat
Kini telah sampai waktunya
Menyatukan jiwa menjadi satu
Membuka ruang segala sudut pandang
Bahwa kita adalah kesatuan kekuatan
Kepada yang terhormat senyuman
Yang dengan buminya terus terurai
Menjuntai rindang keharmonisan
Memanah kerinduan dengan tatap mesra keteduhan
Seperti puisi, mengalun indah, mengairi samudra
Kepada yang terhormat keikhlasan
Bentuk rupa segala macam
Segenap rasa beraneka ragam
Memang tidak semua jiwa itu sama
Tapi rasa untuk bersama
IKSASS menggaung harum, berkumandang jaya.
Tiga puluh tiga tahun bukan usia muda
Saatnya lebih petir mengurai kisah kemantapan masa depan
Kita sepakat salam perjuangan salam kiai Fawaid
Bukan sekedar gaungan biasa.
Melainkan suara panggilan dalam misi perjuangan
IKSASS semua menyeru berjuang bersama mengabdi tanpa batas
Adalah dentang pengingat saat lelah ingin menghantam.
IKSASS berjuang bersama mengabdi tanpa batas
Lahir dari cinta untuk cinta
Kepada jiwa jiwa abdi
Eratkan tali silaturahmi
Kita saudara walau tak sedarah 
Satu rahim SALAFIYAH SYAFI'IYAH tercinta

Salerana_mundzir 11 September 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu