aku pertapa agung luka

Salerana_mundzir



Kini harus ku arungi malam tanpamu
Bersama peluk angin ketimpangan
Yang lindap pada diam daun daun resahku
Namun masih kucatat
Perihal pesanmu di akhir hembusan
Merupa gores luka
Wujud manis kasih sayang dan cinta
Terus melambai lambai dalam setiap langkah
Setelah ketiadaan mu
Rumah terasa sepi 
Aku merintih di setiap senyap dan keramaian
Sempurna menjadi yatim piatu
Diasuh sepi, ditimang sunyi
Hidupku begitu tak terkendali
Waktu menjelma belati 
Menusukku, aku merintih perih
Jendela mengalir air mata
Hari hari menjadi langit pekat
Melaungkan namamu dengan irama paling sedih
Aku kembali menjadi pertapa luka
Menjelajahi semesta dengan air mata.
Menangislah, berteriak lah dengan lantang. 
Pada hujan air matamu yang turun tak berkesudahan
Tertawalah. Hahahaha
Pada kemarau selanjutnya
apakah genangan akan tetap tenang? 
Bertanyalah pada pertapa agung luka
Ketika kehilangan seseorang, 
Angkasa matamu terlihat memerah, apakah akan terus menggugurkan hujan ataukah tetap memperpertahankan kemarau panjang. 
Akulah pertapa agung luka.
Bertanyalah padaku bagaimana kesedihan mengalirkan darah 
Dan engkau masih terlihat baik baik saja.
Salerana_mundzir jember 01 September 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu