mimpi yang patah

Karya : salerana_mundzir


Kulepas engkau dengan bismillah. 
Di sela sela hempasan nafas. 
Ku layangkan semoga Perihal kebahagianmu sebagaimana kita pernah bercumbu mesra di bawah pohon kelapa. 
Dan telah ku tanggalkan sehelai puisi
Di ranting ranting air mata
Berharap kau baca sebagai isyarat aku telah rela.
Tubuh ringkih yang terhempas di kesunyian. Diam diam meraba aromamu kekasih.
Sebagai ritual sakral di perputaran waktu. 
Ku layangkan seikat melati kekasih
Beraroma syahdu kidung romansa
Berharap kau cumbu dengan sedikit senyum
Barangkali pertanyaan resah dan lara terjawab tuntas
Aku tau mimpi mimpi telah patah sayapnya
ketika kau benar melepas pelukan sutra.
Menyatakan pilu dengan sungguh. 
Dadaku seperti di cabik cabik belati. 
Ditikam lalu bungkam merintih pilu kekhusukan
Di kesyunian ini
Aku berkata pada semesta 
Sekarat inikah hidupku?
Angin kesejukan benar benar hilang
Menjadi keambiguan akan langkah perjalanan
Kematian seakan akan merayapi nyawaku
Di sekian waktu 
Aku selalu menjadi manusia tabu
Kisah bersamamu di halaman waktu
Menjadi gemuruh untuk meremuk redamkan segalaku.

Salerana_mundzir 29 maret 2021 pinggir jalan di hadapan rembulan




Komentar

  1. sebagaimana materi yang tertanam dalam sanubari , kau hadir dalam mimpi buruk malam ini , setelah sampan yang telah lama menepi , memandang laut memaksaku berlabuh kembali , aku tau tenggelam itu menyakitkan tapi aku terlalu keras kepala karena aku tau terkadang harus meluka sebelum lega 🍃

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu