Pertapa luka
Jika hidupmu adalah derita yang menuai luka
Jika hidupmu adalah nestapa yang terus meronta ronta
Jika hidupmu adalah sakit yang menjerit histeris
Jika hidupmu adalah bahagia dengan pelangi yang merekah
lalu hari harimu menjelma keangkuhan
terbakar nan hangus
dan sari sarinya menjadi harimau yang menikam,mengincarmu
menjadi pedang,tombak,yang menghunus kepercayaan cintamu
maka menjeritlah,menjeritlah engkau separah lukamu,
sebengis nestapamu,seperih sakitmu
sekeras suara tawa membahana yang mengetuk pintu pintu tuhan
maka datanglah kepadaku
bagaimana menyulap besi tua karat menjadi permata,menjadi mutiara
permata menjadi langkah
mutiara menjadi asa untuk menyalakan cahaya cintamu yang lama padam
akulah pertapa luka,19 tahun bersemedi di sumur sengsara yang airnya adalah air mata
19 tahun hidup tanpa kasih sayang
19 tahun hidup tanpa orang tua
Sempurna hidup pertapa menjadi yatim piatu
Menyulam nasib mematikan
Ber ibu ratapan ber bapak pada deras hujan memilukan
Saat asik bertapa, setangkai mawar datang bertamu
Mengajak tangan pertapa bersenggama
Seketika tangan pertapa terluka penuh darah
Menyiramkan alkohol pada luka pertapa makin deras aliran darahnya
Saat itu pertapa sedang di ujung ajal
Tersiksa , merengang nyawa, senyap suara ,lenyap seketika suasana
Batinnya tercabik cabik semesta menyaksikan kematiannya
Tapi…pertapa kembali hidup dengan dzikir dan mantra mantra puisinya
Bercumbu bersama tuhannya
Luka dan darah, sempurna menjadi mutiara, menjadi permata
Maka bertamulah padaku, bagaimana menyulap dahaga menjadi telaga
Air mata darah menjadi bening cahaya
Akulah pertapa luka 19 tahun hidup sengsara tanpa kasih sayang di sumur derita
Jika kau bertamu kerumah pertapa
Kau akan berjumpa dengan bunga bunga
Yang setiap merekahnya menebarkan aroma
Yang disetiap pintu dan jendelanya terdapat mutiara dan permata
Salerana mundzir 28 oktober 2020
Komentar
Posting Komentar