innalillahi cerita

Bangku itu sedang meratapi sepi
Yang ditinggal pergi bersama tawa kopi
Penungguannya bersama sunyi
Rindunya tinggal tatapan dan harapan
Sepasang tawa setiap malam 
Kini menjadi mati. 
Terganti nafas nafas lain
Yang hembusannya adalah duniawi
Asbak asbak terpuruk
Lantaran putung rokoknya tak sama lagi
Malamnya dengan penantian
Bersama kenang yang terus melindan
Dalam kesepian rindunya berujar
Aku telah yatim pada keniscayaan tawamu
Yang kau pasung pada kopi di halaman nyamanku
Innalillahi cerita 
Pada setiap malam penuh gelegar tawa
Tak ada lagi aroma melati tawamu
Anggun menawan mawar senyummu
Semua hanya serangkaian kode kesepian 
Yang semesta rencanakan. 
Salerana_mundzir 30 nov 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyongsong Kehidupan di Situbondo

kampungku pesisir mimbo

Cinta bersemi dalam penjagaanmu