Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

mahligai cinta

Salerana_Mundzir Sore itu parno bersama si leha kekasihnya. Sedang duduk di kaki senja, dihadapan pantai yang berkerudung merah. Parno nampak seperti pohon kelapa yang berkesiur. Parno yang sudah terbakar oleh keindahan si leha telah banyak mengajarkan kepadanya tentang jalan penganiayaan dan penderitaan. Termasuk penderitaan rindunya. Setelah bertemu leha, parno meneruskan perjalannya kerumah. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang sahabatnya. Seorang sahabat yang seringkali menegur sikap parno yang akhir-akhir ini begitu aneh sekali. Semenjak ia jatuh cinta kepada si leha. Parno Setelah disandera cinta kepada gadis bernama leha itu, mendadak menjadi penyair ulung yang tak lepas dari kata kata. Setiap terdiam ataupun bergerak puisi itu mengalun merdu sepanjang tapak kakinya melangkah. Tak lepas dari caci maki, parno yang benar-benar telah mendapatkan penganiayaan dari teman-temannya. Karena cintanya yang begitu dalam kepada gadisnya si leha.  "Apa yang kau lihat dari leha ...

pahami

Salerana Mundzir ... ..... ..... Oh melati,  seruling cinta yang tertiup puisi Tanpa kata, tanpa lidah, tanpa suara, kau harus juga memahami tanpa pikiran, dan tanpa dtelinga. Jangan ragukan melati,  Sebab cinta telah membakarku. Sehingga aku menulis puisi yang terlukis di dinding hati. Telah aku titipkan surat cinta padamu kepada cengkraman elang yang kuat, dan telah aku sampaikan kepada elang, jangan sampai cengkramanmu merusak tinta sebagai pengenalku kepada gadisku. Engkau yang anggun mengenakan jubah matahari, sehingga aku tak dapat melihat bunga bunga lain. Oh gadis jelita berkerudung senja. Anggunmu benar-benar menyandera mata hati. Oh gadis melatiku, tidakkah engkau telah menyaksikan betapa penderitaan dan penganiayaan telah mengamuk ku.?  Karenamu aku menikmatinya. Salerana_Mundzir

nuuunnn

Gambar
Salerana_Mundzir Ada yang tak bisa disampaikan mata kepada cahaya. Selain air mata  Ada yang tak bisa disampaikan mulut melalui suara, yang menjadikannya tawa Ada yang tak bisa di dengar oleh telinga, yang menjadikannya gema  Ada yang tak bisa disampaikan hati kepada darah, yang menjadikannya sebuah doa. Ada yang tak bisa diraba oleh tangan, yang menjadikannya menengadah. Maka sunyi adalah tempat untuk menyampaikan ayat-ayat subuh. Kemudian semerbak bunga melati mekar diatas sajadah sujud. Alif... Ditengah-tengah batin, menjadi cagak keyakinan. Nuuun... Dikedalaman senja menunjukkan titik, mengisyaratkan luasnya samudra hati. Lalu bunga bunga yang tumbuh, menyemaikan makna. Yang tertancap di jantung hati. Salerana_mundzir 08, Februari, 2024