Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

pikirku

Gambar
Seusai senja Malam diguyur bintang Larut ditemani kenangan Pikirku, menunggumu pulang Sehelai kata mulai berguguran Di mataku hujan bersimpuh mengemas doa doa.  kepergianmu menjadi pakaian yang aku gunakan saat ini, sambil lalu menggigil mengingat rencana rencana yang tak terjadi. dan sehelai rindu yang hinggap menghampiri, seperti peluru, merajut syair syair haru. Seruput kopi dan hisapan nikotin. Menjelma sampah pada puing puing rintik keresahan. Sesekali hati merintih. Dekaplah ruhku.aku milikmu. Hamparan hijau rerumputan menjemput pagiku dengan sekelebat tentangmu. Perihal rindu yang candu. Menghantar bayangmu pada jendela tempat tidur segala gegap gempita. Seketika pelangi membias syahdu  Mengukir aksara di bibirku. Barangkali pagi adalah dirimu yang terbit  Untuk menyejukkan segalaku dengan embun.  Salerana_mundzir Jumat 21 - Mei - 2021

di hari yang Fitri

Gambar
Karya : Salerana_mundzir Dalam sengkarut keluh kesah dan serapah. Akhirnya telah sampai pada dermaga, menjadi rasa bahagia. Setelah tertatih tatih di jalan penghambaan  Kembali dengan nuansa Sudah cukup mengusap dada Walau di setiap pinggir mata  Menyimpan berbulir air cinta Aduhai kesyahduan rohani  Menari selaksa sepasang merpati Saling cumbu dengan rasa rendah diri. Penuh bunga dan pelangi Melempar senyum penuh arti. Sambil lalu mendengar toa musholla dan masjid. Mengumandangkan takbir. Dalam semesta semua lirih mengucap syukur atas segala anugrah. Ketulusan berjalan jalan. Dengan tingkah gemulai. Akhirnya kesabaran itu berbuah manis. Sedari tadi  Sebelum cahaya memeluk langit dan bumi dengan mesra. riuh terdengar dari pelosok desa hingga ke penjuru dunia.  Tubuh tubuh ringkih kembali bugar Hati yang sepi kembali berpuisi. Dengan nada bahagia, dan irama sumringah. Itulah harum bunga bunga maaf yang mekar dari jiwa ketulusan Betapa, harumnya kita h...

untuk nonaku

Gambar
karya : Salerana_mundzir Ketika waktu mempasung mataku yang letih Dan hati yang rapuh. Waktu juga yang memapah segala letih dan rapuh menemuimu. Disudut kesunyian mana dapat ku ninabobokkan gelora rasa. Merontanya asa. Dan segenap gejolak cinta. Nona. Jalan menujumu begitu mendidik ku Tentang sebuah kesabaran yang sering kali aku hiraukan di kemarau lalu. Pada sudut mana dapat ku sembunyikan angkuh. Bila kerinduan telah datang untuk bertamu. Masih terlukis jelas keindahan panorama senjamu. Yang melebur dan melepuh di pelupuk ingatanku. Sesekali angin malam kala itu. Perlahan membelai gaunmu. Antara benci dan cemburu. Padamu aku telah jatuh rasa. Pada pipimu yang merona Di sanggul lesungnya aura keteduhanmu. Menutup aliran darah segala luka Menutup segala perasaan ku tentang derita Pada kisah dan rasa yang tak terduga  Tanpa rencana. Kerinduan dan kegelisahan adalah bunga bunga yang paling indah. Pada malam yang tamaram dengan kesehajaan rembulan dan dzikir cinta. Padamu...