Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

jangan menangis

Jangan menangis, ibuku Jangan menangis Saudaraku Jangan menangis adik adikku Jangan menangis alamku Kecuali deritamu menjadi permata istimewa  Yang diam-diam terus berkilau  Meski terus terhantam senapan ketidaksadaran Reranting patah, dedaunan gugur, sungaimu keruh, lautmu kotor ternodai menyesakkan dadamu. Begitulah aku sebagai ketidaksadaran dan kesombongan, Kadangkala aku konslet. Bahkan dengan teganya aku Menyiksa dan memperkosamu Tapi tenanglah Langit kesadaran ku telah pelangi  Warnanya membias di relung langit cinta jiwaku Takkan lagi aku merusak mu Awanku menangis gembira Tentang hijau wajahmu tanah subur mu Mengembara, kaki tapaki tanah Nafas nafas berhembus jelajah ranah, langkah menuju lembah hingga senja menutup mata Dalam puisi, deklarasi cinta padamu  Tanah sajadah ibadahku Jember 30 Maret 2022

bila

Gambar
Salerana_Mundzir sumber gambar dari internet Bila penyair adalah Sariat. Maka, sembuhlah luka luka dalam peluk kasih sayang dalam puisi. Bila agamaku adalah puisi, maka, terjagalah dan terlindungi segala rahmat duka lara. Bila ibadahku adalah ngopi, maka terurailah segala keluh kesah, dengan penuh cinta tanpa paksaan. Diam dan khusuk adalah jalan sunyi kesucian. Tanpanya aku tak menemukan keberanian. Menari menembus ruang batas adalah suara indah pelangi. Tanpanya nyawa tiada arti. Salerana_mundzir Jember 22 Maret 2022